

Table of Contents


Bhataramedia.com – Sudah menjadi tradisi di Jawa, jika anak laki-laki menikah, maka keluarga kecilnya akan menumpang di orang tua pihak perempuan. Jika belum memiliki rumah, pasti keadaan ini dijalani. Berbeda dengan mereka yang memiliki rumah sendiri, maka numpang hidup di rumah mertua bakal ditinggalkan.
Lalu apa sih potensi konflik yang bisa terjadi, jika kita tinggal bersama mertua? Berikut ulasannya.
Mertua terlalu ikut campur
Saat anda memutuskan menikah dengan pasangan anda tentunya hanya anda dan pasangan anda yang mengurus semua masalah kebutuhan rumah tangga anda. Sering kali mertua ingin mengontrol rumah tangga anda sifat mengontrol ini dikarenakan anda belum di percaya dapat mengurus kebutuhan anaknya maka sifat cerewet yang akan muncul anda akan disuruh ini, itu seakan akan anda merasa seperti pembantu.
Contoh lainnya mertua menentukan jumlah anggaran belanja, menentukan menu makanan suami dan cara menyiapkan pakaian suami, cara mengurus suami.
Kebiasaan di rumah
Maksud kebiasaan disini adalah kebiasaan anda yang masih di bawa ke rumah mertua, yang tidak baik seperti pola makan pola tidur, dan cara berbicara. Mungkin akan berbenturan dengan kebiasaan yang berlaku di rumah mertua.
Anda pemalas
Anda malas bersih-malas rumah, mengurus rumah, masak tentu saja kebiasaan itu akan jadi pemicu ketidakharmonisan dengan mertua,
Masalah keuangan
Terkadang penghasilan suami yang di berikan pada sang istri, memicu kecemburuan pada sang mertua, terkadang juga ketika sebagian penghasilan suami di berikan kepada sang mertua, tanpa sepengetahuan sang istri. Tentu saja dapat menimbulkan konflik.
Masalah anak
Ketika anda sudah bertahun-tahun belum dikaruniai seorang anak tentulah bisa memicu konflik dengan mertua, yang mendamba-dambakan seorang cucu. Tetapi konflik bisa muncul jika ketika anda mempunyai keturunan. Dimana sang mertua lebih dominan tentang cara mengurus anak, dan anda di anggap belum punya pengalaman.