Bhataramedia.com – Para peneliti dari University of Leicester dan Rumah Sakit Leicester telah menemukan bahwa banyak orang yang menderita diabetes tipe 2 juga menderita kadar gula darah rendah, yang dapat menimbulkan risiko yang signifikan untuk kesehatan mereka.
Tim peneliti dari Leicester Diabetes Centre, dipimpin oleh peneliti pascasarjana Chloe Louise Edridge, mengkaji serangkaian studi mengenai seberapa sering hipoglikemia (atau gula darah rendah) terjadi pada orang dengan diabetes tipe 2. Mereka telah menemukan bahwa kondisi ini sangat lazim pada yang menggunakan insulin, namun tetap umum bagi mereka yang menggunakan pengobatan lainnya.
Sebagai bagian dari studi, yang diterbitkan di jurnal ilmiah PLoS ONE, tim mempertimbangkan dua kasus ringan, yaitu ketika seorang individu dapat membuat gula darah mereka kembali normal sendiri dan kasus berat, ketika layanan darurat atau keluarga dan teman-teman membutuhkan bantuan.
Sebanayak 532.542 peserta terlibat dalam ulasan penelitian ini. Hampir setengah dari mereka pernah mengalami hipoglikemia ringan dan 6 persen pernah mengalami hipoglikemia berat. Individu terbukti telah mengalami 19 episode ringan per tahun dan hanya kurang dari satu episode berat per tahun.
Hipoglikemia terjadi secara umum terutama di antara orang-orang yang menggunakan insulin, namun masih cukup umum untuk daerah pengobatan lainnya.
Peneliti pascasarjana di University of Leicester, Chloe Louise Edridge, mengatakan:. “Hasil kajian kami menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran di antara pasien dan profesional kesehatan mengenai hipoglikemia Studi ini terutama menyoroti kebutuhan pendidikan pasien untuk meningkatkan kesadaran hipoglikemia dan pertimbangan pasien dengan risiko hipoglikemia oleh profesional kesehatan ketika meresepkan pengobatan diabetes.
“Kami sangat bangga dengan ulasan besar ini, yang menekankan pentingnya pertimbangan hipoglikemia pada orang dengan diabetes tipe 2,” ungkap Chloe, seperti dilansir University of Leicester (19/06/2015).
Hipoglikemia pada diabetes tipe 2 berhubungan dengan biaya dan beban untuk pelayanan kesehatan yang cukup besar, dengan biaya tahunan yang diperkirakan oleh NHS sebesar £ 39.000.000.
Selain itu, juga ada konsekuensi besar bagi individu, dengan peningkatan risiko kematian, morbiditas dan berdampak pada kualitas hidup individu, pekerjaan mereka, interaksi sosial dan mengemudi.
Pengobatan untuk diabetes tipe 2 juga menjadi lebih rumit, dengan terus berkembangnya pilihan yang tersedia.
Ulasan sebelumnya cenderung berfokus pada data percobaan klinis, dimana temuan kemungkinan tidak benar-benar mencerminkan pengaturan di ndunia nyata. Mengetahui seberapa sering hipoglikemia terjadi dalam pengaturan dunia nyata penting untuk membantu memahami dampaknya, memungkinkan perencanaan, pencegahan dan pilihan perawatan untuk pasien.
Leicester Diabetes Centre, dipimpin oleh Profesor Kamlesh Khunti dan Profesor Melanie Davies dari Universitas Leicester dan Rumah Sakit Leicester.
Referensi Jurnal :
Chloe L. Edridge, Alison J. Dunkley, Danielle H. Bodicoat, Tanith C. Rose, Laura J. Gray, Melanie J. Davies, Kamlesh Khunti. Prevalence and Incidence of Hypoglycaemia in 532,542 People with Type 2 Diabetes on Oral Therapies and Insulin: A Systematic Review and Meta-Analysis of Population Based Studies. PLOS ONE, 2015; 10 (6): e0126427 DOI: 10.1371/journal.pone.0126427.