Bhataramedia.com – Dengan alat yang diciptakan oleh Mahasiswa Universitas Gajah Mada ini, kebocoran pipa PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) bisa dideteksi dengan cepat.
Nur Chalim Wachidah bersama empat rekan lainnya Randy Frans fela, Lisa Fita Sari, Zulfi Aulia Rachman, dan Dimas Fajrian Nugroho berhasil mengembangkan alat untuk mendeteksi dan memantau kebocoran pipa air PDAM.
Alat yang mereka kembangkan menggunakan metode berbasis Acoustics Emissions dan Graphical User Interface. Dalam alat tersebut terdapat sensor acoustics emission yang digunakan sebagai piranti pengambilan data dan perangkat akuisisi data.
Nur menjelaskan bahwa sensor tersebut bisa bekerja hingga jarak 50 meter ke arah kiri-kanan.“Hasilnya berupa perubahan amplitudo sinyal pada waktu tertentu yang menunjukkan adanya kebocoran air pada pipa tersebut,” katanya hari ini Jumat (5/6/2015) seperti yang dikutip dari laman resmi UGM.
Ia menjelaskan bahwa alatnya ini memiliki sinyal yang bersumber dari sensor getaran yang akan diteruskan ke komputer melalui fitur Graphical User Interface (GUI).
“Posisi atau letak kebocoran ditampilkan dengan melakukan konversi dari hasil amplitudo terhadap waktu menjadi perubahan amplitudo sinyal ketika melewati pipa pada posisi tertentu,” Zulfi rekan Nur menjelaskan.
Menurutnya alat ini dapat menjadi alat pokok PDAM dalam melakukan pengecekan dan mencegah kebocoran kembali berulang.
Hingga saat metode yang dipakai untuk mendeteksi kebocoran pipa dilakukan dengan cara vibrasi, akustik, ultrasonik, dan perbedaan tekanan, namun menurut Zulfi metode tersebut terbilang lebih mahal dari alat yang mereka ciptakan.
“Alat yang sudah ada harganya mahal kisaran puluhan hingga ratusan juta. Kalau kita bisa buat dengan kualitas yang sama tentunya akan lebih menguntungkan dan terjangkau khususnya bagi PDAM,” tambahnya.