Bhataramedia.com – Diabetes adalah penyakit metabolik yang paling cepat berkembang di dunia. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa ekstrak tanaman tradisional suku Aborigin dan Indian, dapat digunakan untuk mengelola diabetes dan kemungkinan juga memiliki potensi untuk digunakan di dalam pengobatan kanker.
Para peneliti dari Swinburne University of Technology, telha mengidentifikasi jenis tanaman yang berpotensi untuk diaplikasikan di dalam pengelolaan diabetes tipe 2 dan komplikasi terkait berat badan, hipertensi dan gangguan sistem imun (kekebalan tubuh).
Sebagai bagian dari penelitian Ph.D.-nya, Dr. Vandana Gulati mempelajari tujuh tanaman obat suku Aborigin Australia dan lima tanaman Ayurvedik (tanaman obat) dari suku Indian, untuk menentukan potensi antidiabetes tanaman-tanaman tradisional tersebut.
Dia meneliti 12 ekstrak tanaman obat dan mengamati pengaruhnya pada penyerapan glukosa dan adipogenesis (pembentukan jaringan lemak). Dia juga menyelidiki potensi aktivitas antikanker tanaman-tanaman ini di dalam sel kanker.
“Kami menemukan bahwa beberapa ekstrak tanaman merangsang penyerapan glukosa di dalam sel lemak, sementara tanaman yang lain mengurangi akumulasi lemak di dalam sel lemak,” kata Dr. Gulati, seperti dilansir Swinburne University of Technology (25/05/2015).
Dari semua ekstrak tanaman tradisional Aborigin yang diuji, Witchetty Bush (Acacia kempeana) dan Australian sandalwood (Santalum spicatum) merangsang penyerapan glukosa dan Dead finish (Acacia tetragonophylla), Turpentine bush (Beyeria Ieshnaultii) dan Caustic weed (Euphorbia drumondii) secara signifikan mengurangi akumulasi lemak di dalam sel lemak.
Di antara ekstrak tanaman Ayurvedik suku Indian, Kali musli (Curculigo orchioides) merangsang penyerapan glukosa, serta mengurangi akumulasi lemak. Vijayasar (Pterocarpus marsupium) dan Kalmeigh (Andrographis paniculata) mengurangi akumulasi di dalam sel-sel lemak.
Selanjutnya, ekstrak Witchetty bush dan Dead finish juga menunjukkan aktivitas yang kuat terhadap sel-sel kanker serviks (leher rahim).
Pada tahun 2012, studi yang dilakukan oleh Universitas Swinburne, telah melihat bagaimana beberapa ekstrak tanaman tersebut memperlambat dua enzim kunci di dalam metabolisme karbohidrat yang mempengaruhi gula darah dan diabetes. Dia juga menemukan bahwa tanaman-tanaman tersebut memiliki efek antioksidan.
“Tanaman obat Australia merupakan sumber yang belum dimanfaatkan dan harus lebih dieksplorasi sebagai pengobatan yang potensial untuk penyakit,” kata Profesor Enzo Palombo, Ketua Departemen Kimia dan Bioteknologi Universitas Swinburne.
Profesor Palombo mengatakan bahwa diperlukan studi pada hewan dan manusia untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.
Penelitian ini dipublikasikan di BMC Complementary & Alternative Medicine.
Referensi :
Vandana Gulati, Pankaj Gulati, Ian H Harding, Enzo A Palombo. Exploring the anti-diabetic potential of Australian Aboriginal and Indian Ayurvedic plant extracts using cell-based assays. BMC Complementary and Alternative Medicine, 2015; 15 (1) DOI: 10.1186/s12906-015-0524-8.