Bhataramedia.com – Sabtu (23/05/2015), ITS menyelenggarakan acara kuliah tamu yang diberi tajuk “Society Development for Sustainability”. Acara kuliah tamu yang diisi oleh Prof. Dr. Emil Salim S.E, yang merupakan tokoh lingkungan hidup internasional.
Dalam acara kuliah tamu ini, Emil memaparkan mengenai berbagai dampak yang ditimbulkan oleh pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Contohnya tak jauh adalah negeri kita sendiri Indonesia yang saat ini jumlah penduduknya sudah hampir mencapai angka 250 juta orang pada tahun 2013.
Walaupun Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun beberapa daerah di Indonesia mengalami masalah ketimpangan jumlah penduduk. Misalnya saja jumlah penduduk yang banyak biasanya terpusat di kota-kota besar. Salah satu penyebabnya yakni banyaknya terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota-kota besar dengan tujuan untuk mencari lapangan pekerjaan.
Selain itu, ekonomi pun menjadi tidak merata dan terpusat di kota-kota besar di pulau Jawa, Sumatera dan Bali. Hal ini seperti dikemukakan oleh Emil dalam paparannya. “Jadi jangan harap Indonesia Barat akan setara dengan Indonesia Timur,” kata Emil seperti dikutip dari website resmi ITS (23/05/2015).
Salah satu cara untuk menghadapi permasalahan peningkatan pertumbuhan penduduk ini yakni dengan mengubah pola pembangunan. Indonesia sebaiknya tidak menerapkan pola pembangunan konvesional. Karena pola pembangunan konvesional merupakan salah satu penyebab dari perekonomian yang tidak merata yakni membuat kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan menengah mengalami pertumbuhan yang cepat sedangkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak mengalami pertumbuhan apa pun.
Menurut Emil pola pembangunan berkelanjutan yang berkonsep Human Well Being adalah pola pembangunan yang paling tepat untuk menghadapi masalah peningkatan pertumbuhan penduduk. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memulai pola pembangunan berkelanjutan ini seperti mengolah sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia. “Selama ini kita hanya bisa ekspor bahan mentah. Seharusnya kita mengolahnya terlebih dahulu agar nilai jual sumber daya kita bisa meningkat,” jelas Emil.
Selain itu peningkatan IPTEK dan daur ulang limbah merupakan cara lainnya untuk memulai pola pembangunan berkelanjutan ini. “Tidak semua limbah dapat dibuang. Ada beberapa jenis limbah yang bisa diolah ulang menjadi produk yang bernilai tinggi,” tutur Emil.