Bhataramedia.com – Tim internasional yang terdiri dari lebih 100 ilmuwan, pembuat kebijakan dan perwakilan masyarakat, yang dipimpin oleh badan amal konservasi internasional Zoological Society of London (ZSL), hari ini menerbitkan sebuah laporan baru yang menguraikan langkah-langkah penting yang diperlukan untuk menyelamatkan ungka Hainan (Nomascus hainanus) dari kepunahan. Dengan hanya 25 individu tersisa di dalam wilayah hutan kurang dari 20 kilometer persegi di Pulau Hainan Cina, hewan ini adalah salah satu hewan paling langka di dunia.
Populasi ungka Hainan terakhir yang masih hidup hanya terdiri dari tiga kelompok sosial. Ungka jantan dan betina biasanya melakukan duet nyanyian dengan satu sama lain pada waktu fajar. Spesies ini menghadapi risiko kepunahan tinggi karena isolasi dan ukuran populasinya yang kecil. Sehingga berpotensi menjadi spesies kera pertama yang punah oleh aktivitas manusia. Para ahli berharap laporan komprehensif ini akan mendorong pihak berwenang dan masyarakat untuk mengambil tindakan segera dan efektif.
Dr. Samuel Turvey, Senior Research Fellow di ZSL, yang ikut memimpin rapat perencanaan konservasi internasional di Hainan yang menghasilkan laporan tersebut, mengatakan: “Memastikan masa depan untuk ungka Hainan adalah salah satu prioritas global yang paling penting di dalam konservasi mamalia. Jika langkah yang tepat dilakukan sekarang, tidak terlalu terlambat untuk menyelamatkan spesies yang luar biasa ini. Saya berharap bahwa ungka Hainan akan digunakan di masa depan sebagai contoh kisah sukses konservasi.”
Dilansir Zoological Society of London (19/05/2015), laporan ini mengidentifikasi lebih dari 40 tindakan kunci yang dibutuhkan untuk meningkatkan angka ungka Hainan dan menjamin kelangsungan hidup jangka panjang mereka. Tindakan-tindakan tersebut termasuk meningkatkan sistem pemantauan untuk melacak sisa individu, menciptakan kanopi jembatan antara fragmen hutan untuk memperluas jangkauan habitat mereka dan membatasi gangguan oleh manusia di daerah hutan.
Profesor Long Yongcheng, kepala IUCN China Primate Specialist Group, mengatakan: “Ungka Hainan adalah indikator kesehatan hutan dan stabilitas ekologi yang baik. Melindungi spesies ini juga membantu untuk melestarikan lingkungan Hainan dan citra hijau internasional yang dimiliki pulau ini.”
Ada lebih dari 2.000 ungka Hainan pada tahun 1950-an. Selama akhir abad ke-20 jumlah mereka hancur oleh perburuan dan hilangnya habitat hutan untuk perkebunan penebangan dan karet. Hanya tersisa sekitar 30 ungka pada tahun 1980-an. Sementara ungka Hainan dan habitat mereka kini dilindungi di bawah hukum Cina, mereka masih berpotensi terancam oleh gangguan manusia dan oleh kurangnya habitat hutan yang terhubung untuk memungkinkan perluasan populasi mereka. Kejadian alam seperti topan atau wabah penyakit juga memiliki potensi untuk menghapus seluruh populasi mereka.
Laporan mengenai International Conservation Planning Workshop untuk ungka Hainan tersedia untuk di download dari Zoological Society of London.