Bhataramedia.com – Studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di University of Minnesota telah menemukan hubungan tiga arah antara penggunaan antibiotik pada bayi, perubahan di dalam bakteri usus dan penyakit di kemudian hari. Ketidakseimbangan di dalam mikroba usus, yang disebut dysbiosis, telah berhubungan dengan penyakit menular, alergi dan gangguan autoimun lainnya, bahkan obesitas di kemudian hari.
Penelitian ini dipimpin oleh mahasiswa pascasarjana Biomedical Informatics and Computational Biology, Pajau Vangay. Dia mengembangkan model prediksi dengan potensi kepentingan klinis untuk mengukur perkembangan yang sehat dari bakteri di dalam usus anak-anak. Penemuan ini dipublikasikan di jurnal ilmiah Cell Host & Microbe.
Antibiotik merupakan resep obat yang paling umum diberikan untuk anak-anak. Antibiotik menyumbang sekitar seperempat dari semua obat yang diresepkan untuk anak-anak, dengan sepertiga dari resep ini dianggap tidak perlu. Penelitian lainnya telah menunjukkan pengaruh jangka pendek dan jangka panjang antibiotik pada keragaman dan komposisi bakteri di dalam tubuh kita, yang disebut mikrobioma.
“Penyakit yang berhubungan dengan metabolisme dan sistem kekebalan tubuh meningkat secara dramatis dan dalam banyak kasus kami tidak mengetahui mengapa ini terjadi,” kata penulis senior studi, Dan Knights, seorang ahli biologis komputasional dan asisten profesor di University of Minnesota, Department of Computer Science and Engineering and Biotechnology Institute.
“Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara penggunaan antibiotik dan ketidakseimbangan bakteri usus, dan penelitian lainnya menunjukkan hubungan antara bakteri usus yang tidak seimbang dengan terjadinya penyakit di masa dewasa. Selama tahun lalu, kami telah menyaring ratusan penelitian dan menemukan bukti korelasi yang kuat antara penggunaan antibiotik, perubahan bakteri usus dan penyakit di usia dewasa,” jelas Knights, seperti dilansir University of Minnesota, Academic Health Center (13/05/2015).
Knights dan rekan-rekannya telah mengembangkan kerangka kerja untuk memetakan bagaimana antibiotik dapat bertindak di dalam usus untuk menyebabkan penyakit di kemudian hari. Dalam kasus alergi, misalnya, penggunaan antibiotik dapat membasmi bakteri usus kunci yang membantu sel-sel kekebalan tubuh dewasa. Sel-sel ini akan menjadi penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dari bahaya saat berhadapan dengan alergen. Bahkan jika bakteri ini kembali, sistem kekebalan tubuh tetap terganggu. Terkait dengan obesitas, perubahan yang disebabkan antibiotik pada mikrobiota usus mengakibatkan peningkatan kadar asam lemak rantai pendek yang mempengaruhi metabolisme.
Studi ini juga meneliti perkembangan bakteri di dalam usus. Para peneliti menunjukkan bahwa usia bayi dapat diprediksi dalam waktu 1,3 bulan berdasarkan kematangan bakteri usus mereka. Temuan ini dapat mengarah pada tes klinis dan intervensi untuk anak-anak yang perkembangan mikrobiomanya tertunda karena antibiotik atau faktor-faktor lain.
“Kami pikir temuan ini membantu mengembangkan petunjuk bagi penelitian di masa depan untuk menentukan konsekuensi kesehatan penggunaan antibiotik dan rekomendasi untuk meresepkan antibiotik,” kata Knights.
“Uji klinis yang kami tunjukkan juga akan memungkinkan kita untuk berpikir mengenai intervensi pada usia dini,” pungkas Knights.
Referensi :
Pajau Vangay, Tonya Ward, Jeffrey S. Gerber, Dan Knights. Antibiotics, Pediatric Dysbiosis, and Disease. Cell Host & Microbe, 2015 DOI: 10.1016/j.chom.2015.04.006.