Bhataramedia.com – Untuk pertama kalinya di laboratorium, para peneliti di National Institutes of Health telah menemukan bukti yang mendukung kepercayaan umum bahwa orang dengan fisiologi tertentu menurunkan berat badan kurang dari orang lain ketika membatasi kalori. Hasil studi ini diterbitkan tanggal 11 Mei di jurnal Diabetes.
Para peneliti di Phoenix Epidemiology and Clinical Research Branch (PECRB), bagian dari NIH National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, telah mempelajari 12 pria dan wanita dengan obesitas di unit metabolisme fasilitas. Dengan menggunakan alat kalorimeter khusus (yang memungkinkan pengeluaran energi dihitung berdasarkan sampel udara) peneliti mengambil pengukuran dasar dari pengeluaran energi peserta di dalam menanggapi sehari puasa, diikuti oleh enam minggu fase rawat inap dari pengurangan kalori 50 persen.
Setelah memperhitungkan usia, jenis kelamin, ras dan berat awal, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang kehilangan berat badan paling sedikit selama periode pengurangan kalori adalah mereka yang metabolismenya paling menurun selama puasa. Orang-orang memiliki apa yang para peneliti sebut metabolisme “hemat”, dibandingkan dengan metabolisme “boros” pada mereka yang kehilangan berat paling banyak dan orang yang metabolismenya menurun paling sedikit.
“Ketika orang-orang yang mengalami obesitas mengurangi jumlah makanan yang mereka makan, tanggapan metabolik sangat bervariasi, dengan metabolisme ‘hemat’ kemungkinan berkontribusi terhadap sedikit penurunan berat badan,” kata Susanne Votruba, Ph.D., penulis studi dan peneliti klinis PECRB.
“Sementara faktor perilaku seperti kepatuhan terhadap diet mempengaruhi berat badan, penelitian kami menunjukkan kita harus mempertimbangkan gambar lebih besar yang mencakup fisiologi individu,” lanjut Susanne.
Para peneliti tidak mengetahui apakah perbedaan biologis tersebut merupakan bawaan atau sesuatu yang berkembang dari waktu ke waktu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah respon individu untuk pengurangan kalori dapat digunakan untuk mencegah kenaikan berat badan.
“Hasil ini menguatkan ide bahwa beberapa orang yang mengalami obesitas kemungkinan harus bekerja lebih keras untuk menurunkan berat badan karena perbedaan metabolisme,” kata Martin Reinhardt, M.D., penulis penelitian dan PECRB postdoctoral fellow.
“Namun, biologi seseorang bukanlah takdir yang tidak dapat diubah. Diet seimbang dan aktivitas fisik secara teratur di dalam jangka panjang dapat sangat efektif untuk menurunkan berat badan,” jelas Martin.
Lebih dari sepertiga orang dewasa Amerika mengalami obesitas. Komplikasi dari obesitas termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker.
“Apa yang telah kami pelajari dari studi ini, suatu hari nanti dapat memungkinkan pendekatan yang lebih personal untuk membantu orang yang mengalami obesitas untuk dapat mencapai berat badan yang sehat,” kata Direktur NIDDK Griffin P. Rodgers, M.D.
“Studi ini merupakan kemajuan terbaru di dalam upaya berkelanjutan NIDDK untuk meningkatkan pemahaman mengenai obesitas,” kata Rodgers, seperti dilansir NIH/National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (11/05/2015).
Referensi :
Martin Reinhardt, Marie S. Thearle, Mostafa Ibrahim, Maximilian G. Hohenadel, Clifton Bogardus, Jonathan Krakoff, and Susanne B. Votruba. A Human Thrifty Phenotype Associated With Less Weight Loss During Caloric Restriction. Diabetes, May 2015 DOI: 10.2337/db14-1881.