Bhataramedia.com – Daerah-daerah tertentu di Amerika Serikat ditandai dengan prevalensi yang lebih tinggi dari obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi, fisik dan lingkungan sosial seseorang dapat mempengaruhi peluang untuk perilaku sehat yang dapat mencegah kelebihan berat badan. Namun apa yang terjadi ketika orang berpindah dari satu lingkungan ke yang lain? Sebuah studi baru yang diterbitkan di American Journal of Preventive Medicine menemukan bahwa orang yang pindah ke lingkungan dengan sosial ekonomi yang lebih rendah, berat badannya akan naik.
Dilansir Elsevier Health Sciences (08/05/2015), para peneliti menggunakan data dari Dallas Heart Survey (DHS), sampel probabilitas berdasarkan lebih dari 3.000 warga Dallas County berusia 18-65 tahun. Penelitian ini dimulai antara tahun 2000 dan 2002 dan tujuh tahun masa tindak lanjut dilakukan antara tahun 2007 dan 2009, pada waktu ini, 1.835 peserta menyelesaikan survei, langkah-langkah antropometri dan pengujian laboratorium yang rinci. Setiap peserta dihubungkan dengan sensus kelompok blok di Dallas County dan Neighborhood Deprivation Index (NDI) yang dihitung untuk setiap kelompok blok.
Skor NDI didasarkan pada 21 variabel dari 2000 Sensus di AS untuk menentukan status sosial ekonomi (SSE) dari masing-masing kelompok blok. Nilai yang lebih tinggi dari NDI menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari kekurangan faktor sosial ekonomi. Peserta diberi 18 pertanyaan survei mengenai persepsi mereka tentang lingkungan untuk menilai kekerasan lingkungan, lingkungan fisik dan kohesi sosial yang dirasakan.
Tiffany M. Powell-Wiley, M.D., MPH, Division of Intramural Research, Cardiovascular and Pulmonary Branch, National Heart, Lung, and Blood Institute, NIH : “Studi longitudinal khusus meneliti hubungan antara perubahan lingkungan sosial ekonomi dan obesitas sebagai faktor risiko kardiovaskular yang langka dan memiliki keterbatasan metodologi. Studi ini menyoroti pentingnya dampak yang berubah di lingkungan yang kekurangan sosial ekonomi terhadap perubahan berat badan dan obesitas di kemudian hari.”
Di antara orang-orang yang direlokasi, 263 peserta pindah ke lingkungan dengan nilai NDI lebih tinggi, 586 pada lingkungan dengan NDI yang lebih rendah, 47 peserta pindah ke lingkungan yang tidak ada perubahan NDI dan 939 peserta tetap di lingkungan yang sama. Mereka yang pindah ke daerah dengan nilai NDI lebih tinggi mendapatkan lebih banyak berat badan, dibandingkan dengan mereka yang tetap di lingkungan dengan NDI yang sama atau pada lingkungan dengan NDI yang lebih rendah (0,64 kg per 1 unit kenaikan NDI).
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa di antara orang-orang yang pindah ke lingkungan dengan NDI lebih tinggi, berdampak pada kenaikan berat badan bagi mereka yang tinggal di lingkungan yang baru selama lebih dari empat tahun, dengan berat badan rata-rata per tambahan 1 unit NDI setara dengan 0,85 kg.
Para peneliti menyimpulkan bahwa “penelitian ini mengidentifikasi paparan lingkungan yang rendah tingkat sosial ekonominya sebagai faktor risiko untuk kenaikan berat badan, dan menunjukkan potensi sumber kesenjangan yang dapat diatasi melalui inisiatif kesehatan masyarakat berbasis komunitas yang terfokus. Lebih luas, mengatasi kekurangan lingkungan sebagai faktor risiko obesitas dan penyakit kardiovaskular terkait obesitas memerlukan pertimbangan kebijakan publik yang dapat mengatasinya.”
Referensi :
Tiffany M. Powell-Wiley, Rebecca Cooper-McCann, Colby Ayers, David Berrigan, Min Lian, Michael McClurkin, Rachel Ballard-Barbash, Sandeep R. Das, Christine M. Hoehner, Tammy Leonard. Change in Neighborhood Socioeconomic Status and Weight Gain. American Journal of Preventive Medicine, 2015; DOI: 10.1016/j.amepre.2015.01.013.