Bhataramedia.com – Studi baru menunjukkan bahwa obat yang sedang diteliti untuk multiple sclerosis (MS) dapat memperbaiki mielin, material berlemak yang melindungi saraf dan rusak pada saat terjadi MS. Studi tersebut dirilis hari ini dan akan dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan ke-67 American Academy of Neurology di Washington, DC, 18-25 April 2015.
“Studi ini, untuk pertama kalinya, memberikan bukti biologis perbaikan kerusakan mielin di otak manusia, dan kemajuan bidang terapi neurorestoratif,” kata pemimpin penulis studi, Diego Cadavid, M.D., dari Biogen di Cambridge, Mass., dan rekan dari American Academy of Neurology.
Penelitian Tahap 2 tersebut, melibatkan 82 orang yang memiliki insiden pertama neuritis optik akut, penyakit yang biasanya mempengaruhi satu mata dan ditandai oleh peradangan, kerusakan serabut saraf dan hilangnya mielin di dalam saraf optik. Diperkirakan bahwa sekitar setengah dari orang dengan neuritis optik nantinya akan mengembangkan multiple sclerosis.
Semua peserta diobati dengan steroid dosis tinggi dan kemudian secara acak dipilih dengan probabilitas yang sama untuk menerima antibodi eksperimental, yang disebut anti-LINGO-1, atau plasebo setiap empat minggu, dengan total enam dosis. Peserta kemudian dinilai setiap empat minggu selama enam bulan dan kunjungan terakhir di delapan bulan. Efektivitas obat di dalam memperbaiki mielin dievaluasi dengan membandingkan pemulihan latensi saraf optik pada mata yang rusak pada enam dan delapan bulan, dengan mata normal pada awal penelitian.
Temuan utama dari studi ini difokuskan pada latensi dari visual evoked potential (VEP), tes yang mengukur kemampuan sistem visual untuk melakukan sinyal-sinyal listrik antara retina dan otak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang diobati dengan obat percobaan dan yang tidak ketinggalan lebih dari satu dosis (per populasi protokol), telah secara signifikan engalami perbaikan konduksi yang diukur dengan pemulihan latensi, dibandingkan dengan orang yang menerima plasebo. Pada enam bulan, mereka yang menerima obat mengalami perbaikan rata-rata sebesar 7.55 milidetik, atau 34 persen, dibandingkan dengan plasebo. Efeknya terus berlanjut hingga delapan bulan dengan peningkatan rata-rata 9.13 milidetik atau 41 persen di atas plasebo.
Selain itu, persentase subyek yang latensi VEP-nya pada mata yang terpengaruh, kembali menjadi normal atau mendekati normal (di dalam 10 persen dari mata normal) lebih dari dua kali lipat, dari 26 persen pada plasebo menjadi 53 persen ketika diberi obat.
Sebuah sub-penelitian yang menggunakan metode eksplorasi untuk mengukur latensi, yang disebut multifokal VEP, mengungkapkan efek perlakuan yang sama.
“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi apakah perubahan ini menyebabkan perbaikan klinis. Studi kedua dari anti-LINGO-1 pada orang dengan multiple sclerosis sedang berlangsung,” kata Cadavid, seperti dilansir American Academy of Neurology (14/04/2015).
Penelitian ini didukung oleh Biogen.