Bhataramedia.com – Para ilmuwan Northwestern Medicine telah mengidentifikasi molekul RNA kecil yang disebut mir-182 yang dapat menekan gen penyebab kanker pada tikus dengan glioblastoma mulitforme (GBM), jenis kanker otak yang mematikan dan tidak dapat disembuhkan.
Sementara obat-obatan kemoterapi standar untuk menghentikan sel-sel kanker berkembang biak dapat merusak DNA, metode baru di dalam penelitian ini menghentikan sumber yang menciptakan sel-sel kanker: gen-gen yang mengoverekspresikan protein tertentu.
“Studi kami mengidentifikasi mir-182 sebagai penekan tumor glioblastoma yang mengurangi ekspresi beberapa onkogen, yang mempromosikan perkembangan kanker,” kata penulis senior studi tersebut, Alexander Stegh, asisten profesor di Ken and Ruth Davee department of neurology dan kedokteran di Northwestern University Feinberg School of Medicine.
Penelitian, yang diterbitkan tanggal 2 April di Genes and Development, menggunakan struktur nano yang disebut Spherical Nucleic Acids (SNAS) untuk mengirimkan mir-182 secara aman melintasi penghalang darah-otak agar mencapai sel-sel tumor. Mir-182, menargetkan beberapa onkogen sekaligus, meningkatkan kematian sel kanker dan mengurangi pertumbuhan sel kanker. SNAS terdiri dari beberapa untai DNA dan RNA yang secara padat disusun di sekitar pusat nanopartikel.
“Kami menunjukkan pendekatan terapi yang lebih spesifik dan lebih personal,” kata Stegh. “SNAS adalah platform yang sangat menjanjikan untuk menghentikan gen-gen tertentu yang mendorong atau berkontribusi terhadap perkembangan kanker pada pasien.”
Ada 16.000 kasus baru dari glioblastoma mulitforme yang dilaporkan di AS setiap tahunnya. Para pasien memiliki prognosis yang sangat buruk, dengan kelangsungan hidup rata-rata hanya 14 sampai 16 bulan.
Molekul mir-182 adalah microRNA, jenis dari non-coding RNA pendek yang dapat mengikat ratusan gen untuk mengurangi ekspresi protein di dalam sel. Dengan melihat dataset genomik skala besar, Stegh dan rekannya melihat bahwa pasien dengan tingkat mir-182 yang lebih tinggi, memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan dari glioblastoma mulitforme lebih lama.
Di dalam studi tersebut, mereka menemukan bahwa mir-182 menekan Bcl2L12, gen kanker yang mencegah kematian sel kanker ketika menanggapi kemoterapi dan terapi radiasi. Mir-182 juga menghambat dua onkogen lainnya, c-Met dan HIF2A. Tantangan berikutnya adalah membangun cara bagi mir-182 untuk menargetkan target-target spesifik tersebut.
Solusinya adalah pada SNAS, suatu struktur yang diciptakan oleh Chad Mirkin, Profesor Kimia di Weinberg College of Arts and Sciences dan profesor kedokteran di Feinberg.
“Kami merancang metode pengiriman baru untuk mir-182 dengan menggunakan SNAS,” kata Stegh. “Nanopartikel emas kecil dikonjugasikan dengan urutan mir-182. Struktur ini melewati penghalang darah-otak dan terakumulasi di dalam lokasi tumor otak, dimana mereka menargetkan onkogen, mengatur pertumbuhan sel dan diferensiasi, mengurangi beban tumor dan memperpanjang kelangsungan hidup pada model tikus yang kami gunakan. ”
SNAS memiliki sifat unik yang memungkinkannya untuk mencapai sel-sel dengan aman tanpa menyebabkan keracunan atau mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
“Partikel-partikel ini, SNAS berbasis micro-RNA, juga dapat berpotensi digunakan untuk menonaktifkan gen pada kanker dan penyakit genetik lainnya,” ujar Stegh, seperti dilansir Northwestern University (03/04/2015).
Studi tambahan akan diperlukan untuk menguji mir-182 dan pengiriman nanopartikel sebelum menjadi pilihan bagi pasien dengan glioblastoma mulitforme. Namun, pertama-tama, Stegh dan rekan-rekannya ingin mengasah desain partikel dan menyelidiki perawatan yang menggabungkan mir-182 dengan obat kemoterapi yang sudah ada pada model tikus.