Bhataramedia.com – UGM menggelar acara laporan tahunan Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) dengan tema “Sisi Gelap Demokrasi Politik Identitas dan Kekerasan Masyarakat Madani”. Acara ini berlangsung di Ruang Seminar Kampus UGM pada Selasa (24/03). Adapun pembicara dalam acara ini yakni Sidney Jones selaku Peneliti Terorisme dari Institute for Policy Analysis of Conflictdan M. Iqbal Ahnaf selaku Peneliti CRCS UGM.
Isu seputar kelompok militan ISIS menjadi topik hangat dalam acara yang berlangsung pagi itu. Keberadaan ISIS ini mulai menarik perhatian dunia setelah bermunculan situs-situs milik ISIS yang beredar di internet. Situs-situs milik ISIS tersebut menyampaikan beragam pesannya kepada seluruh dunia. Mulai dari video para sandera yang ditawan oleh ISIS sampai dengan pesan perekrutan anggota ISIS. Hal yang menarik, pesan rekrutmen ini disampaikan dengan imbalan menarik berupa uang dan terjaminnya biaya hidup apabila bersedia menjadi anggota ISIS. Bahkan hilangnya 16 WNI di Turki beberapa waktu lalu diduga adanya keterkaitan dengan ISIS ini.
Peran pemerintah dalam menindaklanjuti segala macam pesan yang disampaikan oleh ISIS tidak hanya dengan memblokir situs-situs milik ISIS saja. Namun pemerintah perlu juga menjelaskan maksud dari pesan-pesan yang disampaikan oleh pihak ISIS serta memberikan peringatan untuk tidak menggubris pesan-pesan tersebut. Hal ini seperti disampaikan oleh Sidney pada kesempatan acara tersebut. “Pemerintah perlu memberikan jawaban atas informasi dari situs-situs (ISIS) ini,” tutur Sidney, seperti dilansir dari website resmi UGM (24/03/2015).
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan tindakan pencegahan agar masyarakat tidak pergi kelur negeri khususnya ke daerah yang menjadi wilayah kekuasaan ISIS atau pintu masuk menuju daerah kekuasaan ISIS. Yakni dengan memperketat pemeriksaan imigrasi bagi masyarakat yang akan ke luar negeri. Hal ini bisa menjadi langkah antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam melindungi warga negaranya agar tidak bergabung dengan kelompok militan ISIS yang pada tanggal 1 Agustus 2014 secara resmi dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Indonesia. “Meski banyak orang menolak tentang itu, tapi kenapa pemerintah membiarkan mereka keluar ke Suriah,” tambah Sidney.