Bhataramedia.com – Gigi merupakan bagian tubuh yang seringkali diabaikan kebersihannya. Pada umumnya orang akan peduli akan kesehatan gigi setelah merasakan sakit gigi. Merawat kebersihan gigi memang diperlukan kedisiplinan sedari dini. Untuk itulah, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI menggelar kegiatan edukasi cara merawat kesehatan gigi yang diikuti oleh sekitar 200 siswa sekolah dasar. Kegiatan tersebut digelar juga dalam rangka memperingati World Oral Health Day 2015.
Melissa Adiatman, DDS, Ph.D. selaku Kepala Humas dan Hubungan Internasional FKG UI menuturkan harapannya atas terselenggaranya kegiatan ini. “Sebetulnya yang kita inginkan FKG sebagai pusat kesehatan gigi di daerah ini dapat memberikan kesehatan gigi yang baik bagi siswa sekolah di Salemba dan bisa menjadi percontohan di sekolah lain. Perlahan kita ajak kerja sama. Jika kita ajak siswa mengikuti kegiatan ini, biasanya kepala sekolahnya tertarik untuk mengikuti kegiatan lain. Setelah kegiatan ini, kita berusaha mengadakan kegiatan yang kontinyu. Kita berharap perilakunya menjadi lebih baik dan kesadaran akan kesehatan giginya semakin tinggi,” tutur Melissa, seperti dikutip dari website resmi UI (23/03/2015).
Dalam kegiatan tersebut, Mellisa juga menjelaskan mengenai kebiasaan orang Indonesia yang salah dalam merawat kesehatan gigi. Misalnya saja, seperti kita ketahui bahwa anjuran yang baik untuk menyikat gigi adalah dua kali sehari. Kebanyakan orang Indonesia memang menyikat giginya dua kali dalam sehari. Akan tetapi lupa untuk membersihkan gigi mereka setelah mengkonsumsi makanan di malam hari. “Sebaiknya setelah makan di malam hari, kita menyikat gigi untuk membersihkan sisa makanan di mulut,” kata Melissa.
Selain dapat menimbulkan masalah sakit gigi, mengkonsumsi makanan di malam hari tanpa menyikat gigi setelahnya juga akan membuat keasaman mulut menjadi sulit untuk kembali dalam kondisi rendah. “Ketika kita makan, mulut menjadi asam. Saliva atau air liur kemudian menjadi self-cleansing atau mekanisme membersihkan sendiri untuk menormalkan keasaman dalam mulut. Ketika kita selalu makan dan tidak membiarkan mulut mengatur keasaman dengan berhenti makan dalam waktu tertentu, keasaman mulut sulit untuk berkurang,” ungkap Melissa.