Bhataramedia.com – Suatu studi baru menunjukkan bahwa ketidakmampuan biologis untuk menciptakan suhu inti tubuh yang cukup panas, dapat dikaitkan dengan epidemi obesitas. Studi dengan judul “Evidence of a diurnal thermogenic handicap in obesity” muncul di dalam edisi kedua tahun ini dari Chronobiology International.
Studi ini menemukan bahwa obesitas berhubungan dengan penurunan yang signifikan dari suhu inti tubuh selama siang hari. Editor jurnal, Francesco Portaluppi, menjelaskan bahwa berkurangnya kemampuan orang gemuk untuk menghabiskan energi panas dibandingkan dengan individu yang kurus, dapat mengakibatkan kenaikan berat badan jangka panjang (sekitar 2 kg) per tahun, tergantung pada gaya hidup.
Pada awalnya, obesitas dipahami sebagai ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi. Namun, obesitas yang dilihat di dalam studi ini membandingkan suhu inti tubuh subyek obesitas dengan kelompok kontrol yang sehat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa suhu yang secara signifikan berkurang, jauh lebih umum terjadi pada subjek dengan obesitas. Cacat biologis ini, penulis yakini dapat mempengaruhi subjek untuk menjadi gemuk.
“Oleh karena suhu inti tubuh merupakan penanda pengeluaran energi, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cacat termogenik diurnal dapat memainkan peran penting di dalam mendukung kenaikan berat badan pada pasien obesitas,” kata rekan penulis artikel, Pietro Cortelli, MD, Ph.D.
Dilansir Taylor & Francis (18/03/2015), Cortelli menekankan bahwa penelitian ini penting karena sangat mendukung kemungkinan target terapi baru untuk pengobatan obesitas.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, Portaluppi mengatakan bahwa penelitian ini dapat membuka pintu untuk cara yang lebih inovatif untuk mengobati obesitas.