Bhataramedia.com – Angklung. Siapa yang tak kenal dengan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu ini? Sebagai alat musik tradisional yang harus bertahan ditengah gempuran beragam alat musik modern dari barat yang populer tentu harus ada upaya untuk melestarikan angklung sebagai alat musik tradisional ini. Seperti yang dilakukan oleh KPA ITB yang menyelenggarakan Festival Paduan Angklung (FDA) dengan tujuan untuk melestarikan keberadaan angklung sebagai alat musik tradisional. Festival ini berlangsung selama tiga hari yakni dari tanggal 26 sampai 28 Februari 2015 ini. Festival yang diselenggarakan di Aula Timur kampus ITB ini diikuti oleh enam puluh dua tim paduan angklung yang berasal dari seluruh Indonesia. Peserta Festival Paduan Angklung ini dibagi menjadi empat kategori berdasarkan jenjang pendidikannya. Yakni kategori SD, kategori SMP, kategori SMA serta kategori Perguruan tinggi dan umum.Pembukaan acara Festival Paduan Angklung ini pada kamis (26/02), dibuka dengan suguhan upacara adat sunda yang begitu kental dipadukan dengan suasana tradisional yang khas berhasil memukau para hadirin yang hadir.
Tharina Nursalika Adhyati yang merupakan ketua penyelenggara festival yang diadakan dua tahun sekali ini mengungkapkan harapannya untuk Festival Paduan Angklung ini. “Semoga festival ini dapat mewujudkan keberadaan angklung yang semakin terkenal dan menyadarkan masyarakat untuk tidak menganggap angklung sebagai hal yang gampang,” tutur Tharina seperti dikutip dari website resmi ITB (03/05/2015).
Sementara itu, ketegangan terjadi di wajah-wajah peserta yang turut meramaikan festival ini. Terutama sekali bagi mereka yang pertama kali mengikuti Festival Paduan Angklung ini. Namun, disisi lain mereka juga merasa senang telah turut berpartisipasi melestarikan alat musik tradisional angklung melalui Festival Paduan Angklung. Seperti yang dirasakan oleh guru pembimbing dari SMAN 11 Bandung dan SMA Pasundan 2 Bandung yaitu Ady Lukito. Ady mengungkapkan perasaannya yang senang atas terselenggaranya Festival Paduan Angklung. Selain itu, Ady juga merasa bangga kepada ITB sebagai pihak yang mengadakan festival ini. ITB menjadi trend-setter bagi penyelenggaraan angklung. Setiap ITB menyelenggarakan festival angklung, wajib bagi saya untuk mengikutinya,” ungkap Ady.