Bhataramedia.com – Gadget merupakan suatu bentuk teknologi canggih yang ada saat ini. Berbagai fitur menarik ditawarkan oleh gadget ini. Fitur-fitur tersebut memberikan berbagai kemudahan dan membuat siapa saja betah menggunakan gadget tersebut. Misalnya saja seperti buku digital yang biasa disebut dengan e-book. Dengan adanya e-book ini orang tidak perlu membawa buku dalam bentuk fisik untuk di baca. Cukup dengan mengunduh file dari e-book tersebut, lalu bisa membaca isi dari buku tersebut dalam bentuk digital. Kemudahan seperti inilah yang membuat peran perpustakaan mulai terlupakan.
Hal ini menjadi tema diskusi dalam seminar yang diselenggarakan pada Selasa (03/03/2015) di kampus UGM. Dengan tajuk “Seminar Nasional Tantangan Perpustakaan Dalam Membangun Kemampuan Baca Generasi Gadget di Era Digital”. Dalam acara seminar ini hadir pembicara dari staf pengajar Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yakni Agus Rusmana. Staf pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi UGM yakni Dr. M. Sulhan, M.Si dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM yaitu Prof. dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Med. Sc., Ph.D.,. Ketiga pembicara tersebut mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai persoalan ini.
Pertama, Agus Rusmana menganggap bahwa perpustakaan keberadaannya masih dibutuhkan walaupun telah hadir gadget yang canggih. Perpustakaan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh gadget dan hal ini bisa menjadi keunggulannya. “Pemikiran bahwa perpustakaan tidak lagi dibutuhkan setelah ada situs jejaring adalah pemikiran yang keliru karena banyak sekali komponen dan karakter perpustakaan yang tidak dimiliki oleh situs jejaring. Situs jejaring tidak menyeleksi materi yang diterimanya dari seorang “uploaders”,” tegas Agus, seperti dikutip dari website resmi UGM (03/03/2015).
Lalu, ada Sulhan yang membicarakan mengenai sebuah tulisan yang berjudul Kompleks Oedipus Pemustaka: Membaca Ulang Relasi Perpustakaan, Pemustaka, dan Media. Inti dari tulisan yang dibicarakan tersebut yakni terdapatnya keterkaitan hubungan antara perpustakaan, pemustaka, dan media. Sulhan menggambarkan keterkaitan hubungan tersebut seperti berikut ini. “Perpustakaan adalah ayah, pemustaka adalah anak dan teknologi informasi komunikasi adalah ibu di mata sang ‘anak’pemustaka,” ungkap Sulhan.
Pembicara terakhir, yakni Iwan Dwi Prahasto menyarankan sebuah solusi agar perpustakaan dapat bersaing secara baik dengan gadget-gadget canggih. “Harus berbenah, baik dari sisi tampilan fisik perpustakaannya maupun pengelola perpustakaan sehingga pengguna lebih nyaman di sana,” tutur Iwan.