Bhataramedia.com – Melalui data yang baru-baru ini diterima dari kapal selam milik Royal Navy, para peneliti di National Oceanography Centre (NOC) telah menyelidiki sifat turbulensi di bawah lautan es Kutub Utara.
Penurunan lautan es di Arktik (Kutub Utara) baru-baru ini, kemungkinan memiliki dampak besar pada sirkulasi kimia dan biologi Samudra Arktik, karena perairan yang bebas es menjadi lebih bergejolak. Dengan mengungkapkan lebih lanjut mengenai bagaimana gerakan turbulen mendistribusikan energi di dalam laut, temuan dari studi ini memberikan informasi penting untuk prediksi yang akurat dari masa depan Samudra Arktik.
Ilmuwan NOC dan penulis utama penelitian ini, Charlotte Marcinko, mengatakan: “Dengan menyelidiki sifat turbulensi di bawah laut es, kita dapat mulai memahami bagaimana sirkulasi Samudra Arktik kemungkinan akan berubah karena menjadi lebih bebas es selama musim panas.”
Mencairnya lautan es Kutub Utara diperkirakan akan dipercepat oleh lapisan air tawar dingin tepat di bawah es yang bercampur dengan lapisan air asin di bawahnya yang relatif hangat. Pencampuran ini disebabkan oleh gerakan turbulen, seperti gelombang internal dan arus eddy, yang cenderung meningkat seiring menipinya lautan es, sehingga menyebabkan efek umpan balik positif.
Turbulensi juga memainkan peran kunci di dalam sirkulasi laut. Angin merupakan faktor utama di dalam mendorong arus laut tersebut, namun di Arktik lautan es dapat melindungi laut dari hal tersebut. Namun, tutupan lautan es ini juga membuat sulit bagi para ilmuwan untuk menyelidiki apa yang terjadi pada arus laut di bawahnya. Akibatnya, saat ini sedikit yang diketahui mengenai turbulensi di lautan yang tertutup es, serta bagaimana proses ini dapat berubah di masa depan.
Dilansir National Oceanography Centre (27/02/2015), kapal selam yang digunakan di dalam penelitian ini, dilengkapi dengan sensor yang mengumpulkan berbagai parameter di laut, termasuk suhu dan kadar garam. Oleh karena pengumpulan data lingkungan bawah laut merupakan hal yang sensitif, persetujuan Kementerian Pertahanan untuk akses ke dataset yang relevan hanya baru-baru ini diberikan kepada para ilmuwan di NOC.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Geophysical Research Letters tersebut, menunjukkan bahwa ada perbedaan cara pendistribusian energi oleh gerakan turbulen di Arktik bila dibandingkan dengan lautan terbuka bebas es. Temuan menunjukkan bahwa sifat turbulensi di daerah Arktik sangat mirip dengan lautan yang memiliki jumlah es yang tinggi dan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sifat turbulensi di Arktik mengalami perubahan dengan cara lautan es mempengaruhi struktur dan stabilitas kolom air, bukan hanya oleh es yang bertindak sebagai tutupan untuk melindungi laut dari angin.
Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan di National Oceanography Centre dan University of Portsmouth. Penelitian ini juga merupakan bagian dari Arctic Research Programme, suatu program bernilai £15m untuk meningkatkan upaya penelitian negara Inggris di Arktik, yang didanai oleh Natural Environment Research Council (NERC).