Bhataramedia.com – Menurut penelitian yang diterbitkan tanggal 26 Februari oleh Science, para peneliti di Yale telah mengembangkan terapi oral yang membalikkan penyakit diabetes tipe 2 dan hati berlemak pada tikus.
Terapi yang ada untuk diabetes tipe 2 dan kondisi terkait erat penyakit hati berlemak nonalkoholik (HBNA) dan steatohepatitis nonalkoholik (SHNA), memiliki keberhasilan yang terbatas untuk mengobati akar penyebab penyakit ini. Berdasarkan penelitian sebelumnya, tim peneliti Yale yang dipimpin oleh Gerald I. Shulman, MD, George R. Cowgill, Profesor Fisiologis Kimia dan profesor kedokteran dan fisiologi seluler & molekuler di Yale School of Medicine, memutuskan untuk menyelidiki apakah agen yang semula digunakan untuk menurunkan berat badan lebih dari 70 tahun yang lalu dapat diformulasikan dengan aman untuk mengobati HBNA / SHNA dan diabetes tipe 2 pada hewan model.
Berdasarkan studi mereka sebelumnya, para peneliti menentukan bahwa toksisitas terkait dengan suatu agen yang disebut protonophore 2,4-dinitrophenol (DNP), terkait dengan konsentrasi plasma tertinggi. Mereka menemukan bahwa keberhasilan DNP di dalam mengurangi lemak hati dan radang hati dapat dicapai dengan konsentrasi plasma yang lebih dari 100 kali lipat lebih sedikit dari tingkat racun.
“Selain membalikkan penyakit hati berlemak di dalam model tikus dengan HBNA, dosis rendah infus intragastrik dari DNP yang 100 kali lipat lebih rendah dari tingkat racun, secara signifikan juga mengurangi glukosa darah, trigliserida, dan konsentrasi insulin di dalam model tikus dengan HBNA dan tipe 2 diabetes,” kata Shulman, yang juga seorang peneliti di Howard Hughes Medical Institute.
Pada tahap selanjutnya dari penelitian ini, Shulman dan timnya mengembangkan bentuk terapi oral baru, pelepasan-terkontrol DNP, yang dikenal sebagai CRMP. Terapi oral ini mempertahankan obat pada konsentrasi yang lebih dari 100 kali lipat lebih rendah dari ambang beracun. Diberikan sekali sehari, CRMP memberikan hasil positif serupa, membalikkan hati berlemak, resistensi insulin dan hiperglikemia pada model tikus dengan NAFLD dan diabetes tipe 2, serta peradangan hati dan fibrosis hati pada model tikus dengan SHNA, tanpa efek samping.
“Mengingat hasil yang menjanjikan pada hewan model dari NAFLD / NASH dan diabetes tipe 2, kami sedang mengejar studi keamanan praklinis tambahan untuk membawa pendekatan protonophore mitokondrial ini secara klinis” kata Shulman, seperti dilansir Yale University (26/02/2015).