Bhataramedia.com – Di dalam studi pertama mengenai arsenik saluran kemih pada bayi di Amerika Serikat, para peneliti Dartmouth College menemukan bahwa bayi yang diberi susu formula memiliki kadar arsenik lebih tinggi daripada bayi yang diberi ASI, dan bahwa ASI itu sendiri mengandung konsentrasi arsenik yang sangat rendah.
Temuan ini muncul secara online tanggal 23 Februari di jurnal Environmental Health Perspectives. File berbentuk PDF tersedia berdasarkan permintaan.
Para peneliti mengukur arsenik di dalam air keran rumah, urin dari 72 bayi berusia enam minggu dan ASI dari sembilan perempuan di New Hampshire. Arsenik saluran kemih 7,5 kali lebih rendah untuk bayi yang disusui dibandingkan bayi yang diberi susu formula. Konsentrasi arsenik air keran (paling tinggi) jauh melebihi konsentrasi arsenik di dalam bubuk susu formula, tetapi untuk sebagian besar peserta studi, baik bubuk susu formula dan air kera memberikan kontribusi terhadap paparan arsenik.
“Hasil studi ini menyoroti bahwa menyusui dapat mengurangi paparan arsenik bahkan pada tingkat arsenik yang relatif,” kata pemimpin penulis penelitian, Profesor Kathryn Cottingham. “Menyusui memiliki manfaat kesehatan publik yang penting.”
Dilansir Dartmouth College (23/02/2015), arsenik terjadi secara alami di batuan dasar dan merupakan kontaminan umum global pada air sumur. Arsenik dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya, dan paparan arsenik di masa awal kehidupan telah dikaitkan dengan peningkatan mortalitas janin, penurunan berat lahir dan berkurangnya fungsi kognitif. Environmental Protection Agency AS telah menetapkan tingkat kontaminan maksimum untuk air minum publik, namun air sumur pribadi biasanya tidak mengikuti peraturan dan merupakan sumber air utama di banyak bagian pedesaan Amerika Serikat.
“Kami menyarankan keluarga dengan sumur pribadi untuk melakukan pengujian kadar arsenik pada air keran mereka,” kata penulis senior, Profesor Margaret Karagas, peneliti utama di Dartmouth’s Children’s Environmental Health and Disease Prevention Research Center.
“Kami memperkirakan bahwa populasi seluruh paparan arsenik akan meningkat selama bagian kedua dari tahun pertama kehidupan sebagai prevalensi meningkatnya penggunaan susu formula,” tambah rekan penulis studi, Courtney Carina.