Bhataramedia.com – Menurut studi baru dari University of Waterloo, diabetes tipe 2 berhubungan dengan kinerja buruk pada pengukuran tes kognitif yang terlibat di dalam pengendalian emosi, perilaku dan pikiran.
Studi baru tersebut muncul di Psychosomatic Medicine dan merupakan ringkasan statistik komprehensif yang pertama kali meneliti hubungan antara diabetes tipe 2 dan pengurangan kemampuan kognitif tertentu, yang dikenal sebagai fungsi eksekutif. Fungsi eksekutif menghambat pola berpikir kebiasaan, reaksi emosional spontan dan perilaku refleksif seperti secara otomatis mengikuti isyarat-isyarat sosial.
Para peneliti meninjau 60 studi yang membandingkan 9.815 orang penderita diabetes tipe 2 dengan 69.254 kontrol yang tidak menderita penyakit tersebut dan memeriksa kinerja mereka pada ukuran fungsi eksekutif.
“Fungsi otak tersebut sangat penting karena kita mengandalkannya ketika kita sedang berusaha untuk berperilaku dengan cara yang bertentangan dengan kecenderungan alami kita atau lingkungan yang mendorong kita untuk melakukannya,” kata Corrie Vincent, seorang mahasiswa pascasarjana di School of Public Health and Health Systems di Waterloo dan penulis utama studi tersebut.
Para profesional kesehatan mendorong individu dengan diabetes tipe 2 untuk secara konsisten memonitor pilihan makanan mereka, memeriksa gula darah mereka dan mematuhi jadwal pengobatan. Diabetes tipe 2 berhubungan dengan menurunnya kualitas hidup dan sejumlah komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular jika tidak dikelola dengan baik.
“Jenis-jenis perilaku yang dianjurkan untuk membantu individu mengontrol diabetes tipe 2 adalah segala sesuatu yang tidak datang secara alami bagi kebanyakan orang. Manusia memiliki preferensi yang cukup handal untuk makanan berkalori tinggi dan untuk melawan rutinitas medis yang nyaman atau memakan waktu ,” kata Profesor Peter Hall, dari Faculty of Applied Health Sciences at Waterloo dan penulis senior studi tersebut.
Banyak orang dengan pengalaman diabetes tipe 2 mengalami kelelahan di dalam mengelola penyakit mereka. Ketidakmampuan untuk mengelola kondisi ini secara pribadi sering menjadi sumber keprihatinan di antara anggota keluarga, dokter dan bahkan pasien sendiri.
“Masalahnya adalah kenyataan bahwa manajemen diabetes yang efektif bergantung cukup tinggi pada fungsi eksekutif,” kata Profesor Hall, seperti dilansir University of Waterloo (13/02/2015).
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua khususnya dapat meningkatkan fungsi eksekutif mereka dengan terlibat dalam kegiatan kognitif yang merangsang dan tetap aktif secara fisik telah terbukti membantu memperkuat area otak yang bertanggung jawab untuk pengendalian diri. Orang-orang dengan usia tua membentuk demografi terbesar pasien dengan diabetes tipe 2.
“Untungnya, ada beberapa hal yang dapat membantu mengoptimalkan struktur otak yang mendukung fungsi eksekutif. Latihan aerobik dan kegiatan kognitif yang menantang, seperti belajar hal-hal baru, memecahkan teka-teki yang sulit dan kegiatan pemecahan masalah lainnya, dapat membantu untuk menjaga otak Anda tajam. Bagaimanapun, latihan aerobik kemungkinan yang paling penting, karena memiliki dua manfaat, baik bagi otak dan seluruh tubuh secara bersamaan,” jelas Profesor Hall.
Sekitar 600 juta orang hidup dengan diabetes tipe 2 di seluruh dunia, dengan hampir 800 juta kasus diperkirakan pada tahun 2030, sehingga menjadikannya salah satu masalah kesehatan global terbesar pada zaman modern. Lebih dari 2 juta orang Kanada saat ini hidup dengan diabetes tipe 2.