Bukti Pertama Perubahan Iklim Drastis di Wilayah Cina Utara 4.200 Tahun yang Lalu

Hunshandake Sandy Lands

Bhataramedia.com – Melalui penggunaan teknik penanggalan ilmiah yang relatif baru, seorang ahli geologi Baylor University dan tim peneliti internasional untuk pertama kalinya mampu mendokumentasikan perubahan iklim drasits yang terjadi 4.200 tahun yang lalu di Cina utara. Perubahan iklim secara drastis ini mempengaruhi vegetasi dan menyebabkan migrasi massal dari area tersebut.

Steve Forman, Ph.D., profesor geologi di College of Arts & Sciences dan para peneliti, menggunakan teknik penanggalan yang disebut Optically Stimulated Luminescence. Mereka menemukan bukti pertama dari penurunan drastis curah hujan pada sistem danau air tawar di Cina Hunshandake Sandy Lands. Dampak perubahan iklim yang ekstrim ini menyebabkan penggurunan atau pengeringan daerah dan migrasi massal budaya Neolitik Cina utara.

Temuan penelitian mereka muncul di dalam edisi terbaru dari Prosiding National Academy of Sciences.

“Dengan kemampuan ilmiah unik yang kami miliki, kami dapat menyatakan dengan keyakinan bahwa perubahan cepat iklim secara drastis mengubah curah hujan di daerah ini, meskipun, studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami mengapa perubahan ini terjadi,” kata Forman.

Antara tahun 2001 dan 2014, para peneliti menyelidiki bagian sedimen di seluruh Hunshandake dan mampu menentukan bahwa pergeseran secara mendadak dan ireversibel pada musim hujan menyebabkan kekeringan mendadak di Hunshandake sehingga mengakibatkan komplikasi bagi masyarakat.

“Gangguan aliran air secara signifikan berdampak terhadap aktivitas manusia di kawasan tersebut dan ketersediaan air yang terbatas. Konsekuensi dari perubahan iklim yang cepat pada budaya pertanian dan peternakan Hunshandake merupakan bencana,” kata Forman.

Dia mengatakan bahwa perubahan iklim dan kekeringan di Hunshandake terus berdampak negatif terhadap populasi hingga saat ini. Daerah Hunshandake tetap kering dan bahkan dengan upaya rehabilitasi besar-besaran tidak akan menumbuhkan kembali vegetasi yang lebat.

“Studi ini memiliki implikasi yang luas untuk memahami bagaimana populasi merespon dan beradaptasi terhadap perubahan iklim yang drastis,” kata Forman, seperti dilansir Baylor University (16/02/2015).

Forman adalah direktur Geoluminescence Dating Research Lab di departemen geologi.

You May Also Like