Mengubah Struktur Sel Punca (Stem Cell) Bantu Lawan Obesitas

sel punca, stem cell

Bhataramedia.com – Para ilmuwan telah menemukan bahwa mengurangi ukuran struktur seperti rambut kecil pada sel punca (stem cell), dapat menghentikan sel punca untuk berhenti berubah menjadi lemak. Penemuan ini dapat digunakan untuk mengembangkan cara untuk mencegah obesitas.

Penelitian yang dilakukan di Queen Mary University of London (QMUL) tersebut, menemukan bahwa regulasi kecil di dalam panjang silia primer (struktur seperti rambut kecil yang ditemukan pada sebagian besar sel) mencegah produksi sel-sel lemak dari sel punca manusia yang diambil dari sumsum tulang dewasa.

Bagian dari proses dimana kalori diubah menjadi lemak melibatkan adipogenesis, proses diferensiasi sel punca menjadi sel lemak. Para peneliti menunjukkan bahwa selama proses adipogenesis, panjang silia primer meningkat terkait dengan gerakan protein tertentu ke silia. Selain itu, dengan secara genetik membatasi perpanjangan silia ini di dalam sel punca (stem cell), para peneliti mampu menghentikan pembentukan sel-sel lemak baru.

Penelitian terbaru telah menemukan bahwa banyak kondisi termasuk penyakit ginjal, kebutaan, masalah dengan tulang dan obesitas dapat disebabkan oleh cacat pada silia primer.

Melis Dalbay, rekan penulis penelitian dari the School of Engineering and Materials Science di QMUL, mengatakan: “Penelitian ini merupakan yang pertama kalinya menunjukkan bahwa perubahan halus di dalam struktur silia primer dapat mempengaruhi diferensiasi sel induk menjadi lemak. Karena panjang silia primer dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk obat-obatan, peradangan dan bahkan kekuatan mekanik, studi ini memberikan wawasan baru ke dalam regulasi pembentukan sel lemak dan obesitas.”

“Poin di dalam penelitian ini berupa jenis pengobatan baru yang dikenal sebagai ‘ terapi silia’, dimana manipulasi silia primer dapat digunakan di masa depan untuk mengobati berbagai gangguan kondisi kesehatan, seperti obesitas, kanker, peradangan dan arthritis,” kata Profesor Martin Knight, seorang bioengineer dan penulis di dalam penelitian tersebut, seperti dilansir University of Queen Mary London (16/02/2015).

You May Also Like