Bhataramedia.com – Kulit kita sangat sering dirugikan oleh stres lingkungan seperti radiasi UV dan bahan kimia. Agar dapat mengatasi radiasi UV, berbagai jenis sel-sel kulit telah mengembangkan sistem pertahanan pelindung antioksidan yang kompleks. Penelitian baru yang diterbitkan bulan Januari 2015 di Experimental Dermatology tersebut, memperkenalkan agen baru yang diturunkan dari tanaman, yang dapat melindungi kulit dari efek berbahaya radiasi UV.
“Kami menemukan bahwa antioksidan aktif Licochalcone A, yang merupakan komponen utama dari ekstrak akar tanaman Glycyrrhiza inflata (Chinese Licorice), mampu melindungi kulit dari kerusakan radiasi UV berkelanjutan dari dalam dengan memperkuat sistem pertahanan kulit itu sendiri. Jadi ekstrak tanaman ini mampu menyediakan perisai pelindung dari paparan sinar matahari yang mendukung dan melampaui aksi dari tabir surya,” kata Gitta Neufang, seorang peneliti yang terlibat di dalam penelitian, dari Beiersdorf AG, Hamburg, Jerman.
Untuk menguji efek dari aktif Licochalcone A yang berasal dari tumbuhan di dalam kultur sel, Neufang dan rekannya mengisolasi sel-sel kulit manusia dan menyinarinya dengan cahaya yang meniru paparan sinar matahari. Mereka mampu menunjukkan bahwa sel-sel kulit yang sebelumnya diberi Licochalcone A menghasilkan jumlah molekul antioksidan yang lebih tinggi. Akibatnya, radikal yang tidak berbahaya secara signifikan terdeteksi pada sel kulit manusia yang diberi perlakuan dengan Licochalone A. Selain itu, mereka juga melakukan penelitian dengan sukarelawan sehat yang menunjukkan bahwa penerapan lotion yang mengandung ekstrak akar kaya Licochalcone A pada lengan bagian dalam selama dua minggu, melindungi kulit dari kerusakan setelah radiasi UV.
Temuan ini menunjukkan bahwa sistem pertahanan alami kulit dapat dirangsang oleh aplikasi ekstrak licorice. Jika dikombinasi dengan UV-filter, pendekatan ini kemungkinan akan memberikan perlindungan matahari yang unggul, karena tidak hanya menawarkan perlindungan matahari secara fisik tetapi juga secara biologis. “Bahkan dengan sistem sun-protecting filter (SPF50+) terbaik, 2% dari sinar UV masih mencapai kulit dan menyebabkan kerusakan. Kami berharap bahwa penelitian kami dapat membantu untuk meningkatkan efektivitas tabir surya untuk melindungi dari aspek berbahaya paparan sinar matahari.” simpul Gitta Neufang, seperti dilansir Wiley (18/02/2015).