Bhataramedia.com – Para peneliti di Norris Cotton Cancer Center dan Geisel School of Medicine di Dartmouth telah menemukan bahwa memasukkan strain bakteri tertentu ke dalam lingkungan mikro kanker ovarium yang agresif, dapat mengubah perilaku sel tumor dari supresi ke imunostimulasi. Temuan yang dipublikasikan di OncoImmunology tersebut, menunjukkan pendekatan baru di dalam imunoterapi yang dapat diterapkan pada berbagai jenis kanker.
“Bekerja sama dengan Aduro Biotech Inc., kami menemukan bahwa bakteri Listeria monocytogenes (Lm) yang telah dilemahkan, diambil oleh sel-sel imunosupresif dan mengubahnya dari sel-sel yang melindungi tumor menjadi sel-sel yang menyerang tumor,” kata Steve Fiering, Ph.D., penulis utama studi tersebut.
Tumor melindungi diri dari serangan oleh sistem kekebalan tubuh dengan menghasilkan suatu lingkungan mikro imunosupresif. Hasil penelitian menemukan bahwa Lm memiliki dampak yang signifikan di dalam meningkatkan jumlah sitokin pro-inflamasi dan kemokin, serta merekrut subset sel efektor kekebalan tubuh yang sangat mendukung kekebalan antitumor. Memodifikasi lingkungan mikro tumor imunosupresif tetap merupakan pendekatan yang dapat dikombinasikan dengan pengobatan berbasis kekebalan lainnya untuk mengobati kanker lain selain kanker ovarium.
“Modulasi pada lingkungan mikro tumor untuk membuat fagosit imunosupresif ke dalam sel yang mendukung respon imun antitumor telah dilakukan seratus tahun yang lalu oleh Dr. William Coley,” kata Fiering.
“Saat ini, kita dapat merekayasa mikroorganisme untuk membuatnya aman untuk digunakan dan juga dapat melacak respon imun antitumor dengan sangat rinci. Hal ini memiliki potensi baru untuk digunakan di dalam pengobatan kanker,” lanjut dia.
Strain Lm yang telah dilemahkan, dikembangkan oleh Aduro Biotech Inc. dan sedang menjalani uji klinis untuk pengobatan kanker pankreas. “Studi kami memberikan pemahaman lebih lanjut dari mekanisme yang terlibat dan bagaimana pendekatan ini dapat digunakan di dalam pengobatan kanker, serta akan mendukung uji klinis di masa depan untuk pengobatan kanker ovarium,” kata Fiering, seperti dilansir Norris Cotton Cancer Center Dartmouth-Hitchcock Medical Center (03/02/2015).