Bhataramedia.com – Akhir Periode Permian (sekitar 250 juta tahun yang lalu) merupakan masa terjadinya kepunahan terbesar di bumi. Pada masa ini, terjadi letusan gunung berapi besar pada daerah yang saat ini disebut dengan Siberia. Gunung berapi besar tersebut mengeluarkan gas yang menyebabkan hujan asam dan jatuh di seluruh superbenua Pangaea. Hujan asam ini juga memusnahkan hutan di masa akhir Permian.
Kematian hutan menyebabkan erosi tanah dan produksi sedimen yang kaya materi organik di perairan laut dangkal. Sedimen tersebut saat ini berupa batu pada tebing di daerah Dolomites Italia. Mempelajari batuan ini akan memberikan wawasan mengenai mekanisme penurunan ekosistem di masa akhir Permian.
Dilansir Geological Society of America (30/01/2015), para ilmuwan untuk pertama kalinya mengusulkan penggunaan perekam kuantitatif keasaman yang berbasis senyawa organik untuk melakukan pencatatan geologis. Metode ini terinspirasi dari industri makanan vanilin (vanili) yang digunakan sebagai bahan penyedap. Oksidasi vanili menjadi asam vanilat berkurang pada kondisi asam.
Penggunaan metode tersebut pada bahan organik di masa Permian Akhir mengungkapkan keasaman tanah mendekati keasaman cuka atau jus lemon. Peristiwa pengasaman terjadi tidak sekali tetapi beberapa kali, seiring letusan gunung yang mengelarkan hujan asam secara berulang. Penurunan kehidupan tanaman akibat tingkat keasaman akan menyebabkan runtuhnya rantai makanan, sehingga membuat kehidupan darat punah di masa Permian Akhir.