Bhataramedia.com – Para peneliti di Universitas Lancaster menggunakan sinar-X untuk membantu petani meningkatkan hasil dan mengurangi polusi air menyusul penemuan tak terduga pada tanaman ercis dan kacang-kacangan.
Para ilmuwan di bidang tanaman dan tanah berharap untuk menggabungkan dua teknologi baru untuk memberikan pengukuran yang cepat (hari yang sama) mengenai ketersediaan fosfor tanah. Hal ini akan memungkinkan petani dan pembudidaya tanaman untuk membuat keputusan yang lebih tepat mengenai penggunaan pupuk.
Langkah untuk mengembangkan teknik ini muncul menyusul penemuan tak terduga oleh Dr. Shane Rothwell, sebagai bagian dari studi Ph.D. di Lancaster University.
Dr. Rothwell menyadari bahwa hasil tanaman ercis dan kacang-kacangan kadang-kadang menurun hingga 30 persen ketika diperlakukan dengan tingkat fosfor (kapur) yang telah direkomendasikan. Mengingat fakta bahwa penggunaan fosfor diharapkan untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.
Dia menunjukkan bahwa berkurangnya pertumbuhan tanaman dikaitkan dengan lebih rendahnya kandungan fosfor di dalam tanaman. Namun, cara yang sudah ada untuk mengukur fosfor di dalam tanah yang tersedia untuk diserap tanaman tidak menyelesaikan masalah ini.
Oleh karena itu, mengembangkan tes untuk lebih akurat memprediksi ketersediaan fosfor tanah berikut pengapuran akan menguntungkan petani dan lingkungan, yang pada akhirnya akan mencegah limbah dan polusi.
Dilansir Lancaster University (15/01/2015), metode baru yang digunakan menggabungkan dua teknologi yang berbeda; Diffusive Gradients in Thin Films (DGT), teknik ini dikembangkan oleh Profesor Hao Zhang di Lancaster dan portable x-ray fluorescence spectrometry (pXRF)
Fosfor merupakan nutrisi tanaman yang penting. Namun, ada kekhawatiran yang meluas bahwa aplikasi pupuk yang berulang ke dalam tanah pertanian akan menyebabkan “kebocoran” fosfor pada lingkungan. Hal ini disebabkan karena drainase di bawah zona akar tanaman dan limpasan permukaan yang dapat mencemari air dan menyebabkan eutrofikasi sungai.
“Penelitian ini merupakan kesempatan yang menarik untuk mengembangkan teknologi baru yang akan membuat perbedaan nyata pada bagaimana petani mengelola aplikasi pupuk berfosfor untuk tanaman mereka,” kata Ilmuwan utama penelitian ini, Profesor Hao Zhang dari Lancaster University.
Penelitian baru tersebut didanai oleh Biotechnology and Biological Sciences Research Council (BBSRC) and Natural Environment Research Council’s (NERC) Sustainable Agriculture Research Innovation Club (SARIC) dan bertujuan untuk membuat tes yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
“Metode yang saat ini tersedia bagi para petani untuk menetapkan tingkat ketersediaan fosfor tanaman dan pemupukan perlu diperbaharui. Keterlibatan para petani di dalam penelitian ini melalui uji coba lapangan yang luasa dapat mengmebangkan potensi teknologi ini di dalam skenario dunia nyata,” kata Dr. Ian Dodd, agronomis dari Lancaster University.
“Kami berharap penelitian ini akan mengarah pada pengembangan layanan komersial yang akan memungkinkan petani untuk membuat keputusan yang lebih baik, sehingga memungkinkan mereka untuk lebih tepat mengelola fosfor pada tanah yang mereka tanami,” lanjut Dr. Dodd.
Penelitian ini akan diuji coba di Myerscough College di bawah persetujuan kerjasama penelitian antara Myerscough dan Lancaster.
Tim peneliti LEC termasuk Dr. Shane Rothwell, Dr. Ian Dodd, Dr. Ben Surridge, Profesor John Quinton dan Profesor Hao Zhang.
Sebagai bagian dari proyek, peneliti Lancaster juga akan bekerja sama dengan Dr. Martin Blackwell dari Rothamsted Research untuk mengambil data yang telah ada mengenai pengukuran konsentrasi fosfor di dalam air drainase dari North Wyke Farm Platform. Hal ini ditujukan untuk menentukan apakah program pemberian fosfor secara reguler ini telah mengatasi kehilangan fosfor dari lanskap.