Bhataramedia.com – Memastikan anak-anak usia sekolah dapat tidur tepat waktu sering menjadi perjuangan bagi para orang tua. Namun, studi oleh para peneliti di McGill University dan Douglas Mental Health University Institute di Montreal menyarankan bahwa hal ini sepadan dengan usaha yang para orang tua lakukan. Para peneliti menemukan bahwa tidur malam yang baik terkait dengan kinerja yang lebih baik di dalam mata pelajaran matematika dan bahasa. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan prediktor kuat bagi pembelajaran dan keberhasilan akademis.
Di dalam temuan yang dipublikasikan di jurnal Sleep Medicine tersebut, para peneliti melaporkan bahwa “efisiensi tidur” dikaitkan dengan prestasi akademik yang lebih tinggi di dalam mata pelajaran utama. Efisiensi tidur adalah ukuran kualitas tidur yang membandingkan jumlah waktu tidur yang sebenarnya dengan total waktu yang dihabiskan di tempat tidur.
Sementara penelitian lain telah menunjukkan hubungan antara tidur dan prestasi akademik secara umum, para ilmuwan Montreal meneliti dampak dari kualitas tidur pada nilai rapor di dalam mata pelajaran tertentu. Hasilnya, dengan efisiensi tidur yang lebih besar, anak-anak melakukan lebih baik di dalam mata pelajaran matematika dan bahasa, tetapi nilai di dalam mata pelajaran sains dan seni tidak terpengaruh.
“Kami percaya bahwa fungsi eksekutif (keterampilan mental yang terlibat di dalam perencanaan, perhatian, dan multitasking) mendasari dampak tidur terhadap kinerja akademik dan keterampilan ini lebih kritis di dalam bidang matematika dan bahasa daripada mata pelajaran lainnya,” kata Reut Gruber, seorang psikolog klinis anak yang memimpin penelitian tersebut.
Prestasi akademik yang rendah pada anak-anak adalah masalah umum dan serius yang mempengaruhi 10-20% dari populasi. “Waktu tidur yang pendek atau buruk merupakan faktor risiko yang signifikan untuk kinerja akademis yang buruk dan sering diabaikan,” kata Gruber, yang juga merupakan peneliti di Douglas Institute dan profesor di Departemen Psikiatri di McGill.
Gruber dan timnya bekerja sama dengan Dewan Sekolah Riverside di Saint-Hubert, Quebec, untuk mempelajari 75 anak yang sehat antara 7 dan 11 tahun. Tidur malam anak-anak dipantau oleh actigraphy. Alat ini menggunakan perangkat seperti jam tangan untuk mengevaluasi tidur dengan mengukur gerakan.
“Kami merata-rata data selama lima malam untuk menilai kebiasaan pola tidur anak-anak dan mengkorelasikannya dengan nilai rapor mereka,” kata Gruber.
Gruber mengatakan bahwa temuan tersebut menggarisbawahi pentingnya mengidentifikasi masalah tidur yang kemungkinan tidak begitu diperhatikan. Gruber menambahkan bahwa tidak berarti orang tua harus terburu-buru dan mengajak anak-anak mereka untuk diperiksa di klinik tidur. Namun, hal tersebut menunjukkan kebutuhan bagi dokter anak untuk memasukkan pertanyaan mengenai kualitas tidur di dalam pemeriksaan rutin.
“Saya berpikir banyak anak-anak kemungkinan memiliki beberapa masalah tidur dan tidak ada yang menyadarinya,” katanya.
“Jika dokter anak tidak bertanya tentang masalah itu, kita tidak tahu bahwa masalah itu ada. Skrining secara rutin untuk masalah tidur kemungkinan sangat penting bagi siswa yang menunjukkan kesulitan di dalam bidang matematika, bahasa atau membaca,” saran Gruber, seperti dilansir McGill University (08/01/2015).