Paparan Senyawa Anti Api (PBDE) Selama Masa Kehamilan Turunkan Kecerdasan Anak

Struktur kimia Polybrominated diphenyl ether (PBDE)

Bhataramedia.com – Studi baru yang melibatkan peneliti dari Simon Fraser University telah menemukan bahwa paparan senyawa anti api (flame retardant) sebelum kelahiran dapat secara signifikan menurunkan IQ dan perilaku hiperaktif yang lebih tinggi pada anak-anak berusia lima tahun. Temuan ini dipublikasikan secara online di jurnal Environmental Health Perspectives.

Para peneliti menemukan bahwa peningkatan 10 kali lipat konsentrasi Polybrominated diphenyl ethers (PBDE) pada awal kehamilan (ketika otak janin berkembang) berkaitan dengan penurunan IQ sebesar 4,5. Hal tersebut sebanding dengan dampak yang ditimbulkan paparan timbal di lingkungan.

Profesor ilmu kesehatan di SFU, Bruce Lanphear, adalah bagian dari tim peneliti yang mengukur tingkat senyawa anti api atau polybrominated diphenyl ethers (PBDE) pada 309 wanita di Amerika Serikat pada 16 minggu kehamilan. Anak-anak yang lahir kemudian dipantau perkembangannya hingga usia lima tahun.

Para peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan hubungan PBDE dengan perkembangan neurotoksikan (senyawa beracun yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat). PBDE saat ini umum ditemukan pada wanita hamil dan anak-anak.

PBDE telah banyak digunakan sebagai anti api di furnitur, karpet, jok mobil dan produk-produk lainnya selama tiga dekade terakhir. Sebagian besar barang-barang yang mengandung PBDE telah dihilangkan secara sukarela dari pasar satu dekade yang lalu. Namun, beberapa barang masih beredar di dalam perdagangan saat ini, serta bertahan di dalam lingkungan dan tubuh manusia. Hampir semua barang-barang di rumah dan kantor masih mengandung beberapa PBDE.

“Hasil dari penelitian ini dan penelitian lainnya terhadap manusia mendukung upaya untuk mengurangi paparan PBDE, terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Sayangnya, PBDE bersifat persisten di dalam tubuh dan orang-orang di Amerika Utara kemungkinan terkena tingkat PBDE yang lebih tinggi daripada orang-orang di wilayah dunia lainnya. Hal inilah yang membuat upaya pengurangan paparan PBDE di dalam populasi kami membutuhkan waktu puluhan tahun agar sama dengan tingkat PBDE di Eropa atau Asia,” jelas Lanphear, seperti dilansir dari Eurekalert (28/5/2014).

BACA JUGA:  Perbedaan Pengaruh Asupan Kafein Terhadap Anak Laki-Laki dan Perempuan Setelah Masa Pubertas

Pada tahun 2009, United Nations Environment Program (UNEP) menambahkan dua dari tiga formula PBDE komersial yang ada ke dalam daftar Polutan Organik Persisten (PIP) yang dilarang karena kekhawatiran atas toksisitas yang dapat ditimbulkan pada satwa liar dan mamalia. PBDE secara sukarela ditarik dari pasar AS pada tahun 2004. Namun, produk yang diproduksi sebelum masa itu kemungkinan masih mengandung PBDE, sehingga dapat terus dilepaskan ke lingkungan dan terakumulasi melalui debu di dalam ruangan.

Penelitian terbaru ini menyoroti kebutuhan untuk mengurangi paparan PBDE yang tidak disengaja di dalam rumah, lingkungan kantor (misalnya, melalui debu) dan diet (misalnya, melalui ikan atau produk daging), untuk mencegah potensi perkembangan neurotoksisitas pada wanita hamil dan anak-anak.

Lanphear mengatakan bahwa penelitian tambahan diperlukan untuk menyoroti dampak dari paparan PBDE pada otak yang sedang berkembang. Dia juga mencatat bahwa penting untuk mencari bahan kimia terkait dan senyawa anti api lainnya yang dapat digunakan untuk menggantikan PBDE.

Referensi Jurnal :

Aimin Chen, Kimberly Yolton, Stephen A. Rauch, Glenys M. Webster, Richard Hornung, Andreas Sjödin, Kim N. Dietrich, Bruce P. Lanphear. Prenatal Polybrominated Diphenyl Ether Exposures and Neurodevelopment in U.S. Children through 5 Years of Age: The HOME Study. Environmental Health Perspectives, 2014; DOI: 10.1289/ehp.1307562.

You May Also Like