Bhataramedia.com – Salah satu misteri di dalam biologi kanker adalah bagaimana satu protein, TGF-beta, dapat menghentikan pembentukan kanker, atau sebaliknya, mendorong pertumbuhan kanker agresif.
Saat ini, para peneliti di University of Michigan Comprehensive Cancer Center telah menemukan gen kunci yang dapat menjelaskan paradoks tersebut dan memberikan target potensial untuk pengobatan kanker.
TGF-beta dikenal sebagai penekan (suppressor) tumor, gen ini diperlukan untuk menjaga sel-sel dan berkembang secara normal. Tapi di beberapa titik, fungsinya dapat terbalik dan menjadi promotor tumor, mendorong pertumbuhan dan penyebaran kanker yang agresif. Para peneliti telah berhasil mengidentifikasi Bub1 sebagai gen kunci yang terlibat di dalam pengaturan reseptor TGF-beta.
Studi tersebut dipublikasikan di Science Signaling.
“Data kami menunjukkan bahwa keterlibatan Bub1 di tingkat reseptor benar-benar tak terduga,” kata direktur studi, Alnawaz Rehemtulla, Ph.D., Profesor Riset Ruth Tuttle Freeman bidang onkologi radiasi dan radiologi dan co-direktur Center for Molecular Imaging di Universitas Michigan Medical School.
“Bub1 telah dikenal perannya di dalam pembelahan sel. Namun, studi ini adalah yang pertama kalinya menghubungkan Bub1 dengan TGF-beta. Kami berpikir kemungkinan gen ini dapat menjelaskan paradoks TGF-beta sebagai promotor tumor dan penekan tumor,” tambahnya, seperti dilansir University of Michigan Health System (06/01/2015).
Tim peneliti di University of Michigan, termasuk Shyam Nyati, Ph.D. dan Brian D. Ross, Ph.D., telah mengembangkan cara untuk menskrining gen yang mengatur reseptor TGF-beta. Ketika 720 gen dari genom manusia diskrining terhadap sel-sel kanker paru-paru dan kanker payudara, Bub1 muncul dan memainkan peran yang kuat di dalam pensinyalan (signaling) TGF-beta.
Bub1 mengikat reseptor TGF-beta dan memungkinkan untuk mengaktifkan pertumbuhan sel yang agresif. Ketika para peneliti memblokir Bub1, pemblokiran ini menutup jalur TGF-beta sepenuhnya.
TGF-beta diketahui berperan di dalam sel yang mengembangkan karakteristik sel kanker yang agresif. Para peneliti juga telah mengetahui bahwa Bub1 diekspresikan sangat tinggi di dalam berbagai jenis kanker.
Oleh karena Bub1 ditemukan pada banyak jenis kanker, mengembangkan obat yang menargetkan gen ini dapat berpotensi mempengaruhi beberapa jenis kanker. Senyawa untuk menargetkan Bub1 telah dikembangkan namun belum siap untuk pengujian pada pasien. Pengujian laboratorium awal menunjukkan bahwa inhibitor Bub1 dapat secara khusus menargetkan Bub1 tanpa menyebabkan kerusakan pada bagian lain dari sel.
“Ketika Anda melihat ekspresi gen pada kanker, Bub1 berada di lima besar. Selain itu, tingkat ekspresi Bub1 berkorelasi dengan hasil pada pasien dengan kanker paru-paru dan payudara. Namun, kami tidak pernah mengetahui mengapa hal ini terjadi. Mengingat saat ini kami telah mengetahui hubungannya, kami telah selangkah lebih dekat untuk menghentikan siklus ini,” kata Rehemtulla.