Bhataramedia.com – Temuan dari penelitian yang dipresentasikan di European League Against Rheumatism Annual Congress (EULAR 2014) menunjukkan bahwa olahraga dapat secara sementara menekan inflamasi lokal dan sistemik. Hal ini memperkuat efek menguntungkan dari berolahraga di dalam rangka mencapai keberhasilan klinis pada penyakit rematik.
Temuan baru ini difokuskan pada perubahan fisiologis yang diciptakan oleh latihan dan dampaknya terhadap peradangan. Para peneliti telah menemukan bahwa olahraga menghasilkan respon biologis yang benar dan menyebabkan perubahan pada tingkat molekuler yang merangsang efek anti-inflamasi.
“Oleh karena proses inflamasi pada penyakit rematik merupakan penyebab utama kecacatan, kami sangat gembira untuk mengungkap proses dimana latihan atau olahraga bekerja pada tingkat molekuler untuk mengurangi peradangan ini. Hasil penelitian kami menunjukkan manfaat bahwa olahraga dapat menurunkan beban besar dari penyakit rematik. Para peneliti juga menyoroti kebutuhan olahraga yang teratur di dalam rangka menciptakan hasil klinis yang signifikan, “kata Dr. Nicholas Young, peneliti dari Ohio State University Wexner Medical Center, Columbus, Ohio, Amerika Serikat, seperti dilansir dari Eurekalert (12/6/2014).
Studi in vivo ini mengukur regulasi dan aktivasi NF-kB pada tikus. NF-kB adalah suatu kompleks protein yang mengontrol banyak gen yang terlibat di dalam peradangan. Protein ini menjadi sangat aktif di dalam banyak penyakit inflamasi, seperti penyakit radang usus dan arthritis.
Respon inflamasi diberikan pada tikus baik sebelum dan setelah latihan atau olahraga melalui suntikan lipopolisakarida (LPS). Dampak latihan diukur dari waktu ke waktu mengikuti respon inflamasi.
Ada respon inflamasi sistemik dan lokal yang kuat setelah injeksi LPS, respon terkuat trjadi pada 2 jam paska injeksi. Aktivasi NF-kB terlihat sebagai akibat dari LPS dan terdeteksi pada jaringan getah bening di seluruh tubuh tikus. Di dalam kelompok-kelompok tikus yang melakukan latihan sebelum dan sesudah injeksi LPS, aktivasi NF-kB secara signifikan terhambat di dalam analisis sistemik yang dilakukan pada seluruh tubuh.
Pengaruh latihan atau olahraga pada penghambatan aktivasi NF-kB diidentifikasi sebagai efek transien. Efek yang terjadi hanya 24 jam setelah latihan.
Peran olahraga di dalam menghambat aktivasi NF-kB terkait dengan penekanan beberapa sitokin pro-inflamasi. Sitokin diproduksi oleh berbagai sel termasuk makrofag dan terlibat di dalam pensinyalan sel.
Penyakit rematik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan lebih dari 200 kondisi yang ditandai oleh peradangan, pembengkakan dan nyeri pada sendi atau otot. Penyakit ini merupakan penyebab morbiditas dan kecacatan utama, sehingga dapat berdampak pada pengeluaran uang untuk kesehatan yang sangat besar dan hilangnya pekerjaan.