Perbedaan Jenis Kelamin Pengaruhi Pengobatan Penyakit Kardiovaskular Terkait Diabetes

wanita, pria

Bhataramedia.com – Seorang asisten profesor dari Queen’s University, Pendar Farahani (Departemen Kedokteran dan Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat), menganjurkan penggunaan pengobatan berbasis gender untuk mengurangi faktor risiko kardiovaskular yang terkait dengan diabetes.

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita penderita diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi kurang mungkin untuk mencapai hasil pengobatan yang sesuai dibandingkan para pria.

“Temuan menunjukkan perlunya dilakukan evaluasi yang berbasis gender dan pengobatan faktor risiko kardiovaskular pada pasien,” kata Dr. Farahani, seperti dilansir Queen’s University (24/6/2014).

“Kita memerlukan studi lebih lanjut untuk memahami disparitas gender agar dapat menyesuaikan intervensi obat dan kita perlu meningkatkan keterlibatan perempuan di dalam uji klinis,” lanjut dia.

Para peneliti melaporkan bahwa melalui pengobatan, hanya 64 persen wanita yang mengalami penurunan kolesterol jahat (LDL) ke tingkat yang direkomendasikan. Sedangkan pada pria penurunan tersebut mencapai jumlah 81 persen. Penelitian telah menunjukkan wanita bahwa memiliki kepatuhan yang lebih buruk untuk meminum obat statin (obat untuk mengobati) kolesterol tinggi. “Hal ini kemungkinan terjadi karena sifat farmakologi yang agak berbeda di dalam tubuh wanita daripada di dalam tubuh pria. Sebagai contoh, wanita sering memiliki lebih banyak efek samping seperti nyeri otot,” jelas Dr. Farahani.

“Temuan ini cukup menimbulkan kekhawatiran,” katanya. “Wanita penderita diabetes memiliki tingkat penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular dan kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan pria penderita diabetes. Pola ini kemungkinan terkait dengan kontrol yang kurang terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskular.”

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Farahani juga menemukan bahwa akses terhadap obat-obatan tidak bertanggung jawab atas perbedaan tersebut. Semua pasien memiliki asuransi sosial dan mampu membeli obat-obatan yang mereka butuhkan.

Agar dapat mengevaluasi apakah perbedaan jenis kelamin mempengaruhi hasil terapi obat penurun kolesterol, Dr. Farahani melibatkan 101 pria dan 97 wanita di dalam penelitian ini. Rata-rata usia peserta adalah 65 tahun untuk pria dan 63 tahun untuk wanita. Semua pasien memiliki diabetes tipe 2 dan telah menerima resep pengobatan statin untuk mengobati kolesterol tinggi antara tahun 2003 dan 2004.

Hasil penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan International Society of Endokrinologi and The Endocrine Society: ICE / ENDO 2014 di Chicago.

You May Also Like