Bhataramedia.com – Studi baru melaporkan bahwa efisiensi tidur (rasio waktu tidur untuk waktu yang dihabiskan di tempat tidur) adalah prediksi waktu kelangsungan hidup bagi wanita yang mengidap kanker payudara stadium lanjut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi tidur yang lebih tinggi secara signifikan berkaitan dengan insiden kematian yang lebih rendah bagi wanita pengidap kanker payudara stadium lanjut selama enam tahun berikutnya.
Hal tersebut bersifat tetap setelah disesuaikan dengan faktor prognostik dasar seperti usia, status reseptor estrogen dan perawatan yang diterima. Pasien yang tidurnya efisien memiliki rata-rata waktu kelangsungan hidup 68,9 bulan. Sedangkan pasien dengan efisiensi tidur yang buruk hanya memiliki rata-rata waktu kelangsungan hidup 33,2 bulan. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa peningkatan 10 persen di dalam efisiensi tidur mengurangi bahaya kematian berikutnya sebesar 32 persen. Tidak ada hubungan antara durasi tidur dan kelangsungan hidup.
“Kami terkejut oleh besarnya hubungan antara kualitas tidur dan kelangsungan hidup wanita penderita kanker payudara stadium lanjut secara keseluruhan. Bahkan setelah kami memperhitungkan variabel medis dan psikologis yang biasanya digunakan untuk memprediksi kelangsungan hidup,” kata pemimpin studi ini Oxana Palesh, Ph.D., seorang asisten profesor di Department of Psychiatry and Behavioral Sciences, Stanford University dan direktur riset dari Stanford Cancer Survivorship. “Tidur yang baik tampaknya memiliki efek yang sangat protektif, bahkan terhadap kanker payudara stadium lanjut,” lanjut Palesh.
Hasil dari studi ini diterbitkan di jurnal Sleep edisi 1 Mei.
Dilansir laman AASM (2/5/2014), studi ini melibatkan 97 wanita yang mengidap kanker payudara stadium lanjut dengan usia rata-rata 55 tahun. Parameter tidur secara objektif diukur dengan actigraphy pergelangan tangan selama tiga hari berturut-turut. Secara keseluruhan, para peserta menghabiskan sekitar delapan jam di tempat tidur pada malam hari, tetapi hanya tidur selama sekitar 6,5 jam.
“Studi ini menekankan pentingnya menilai kualitas tidur di antara wanita penderita kanker payudara,” kata Presiden American Academy of Sleep Medicine, Dr. M. Safwan Badr. “Tidur yang sehat sangat penting untuk kesehatan fisik, kualitas hidup dan kesejahteraan secara keseluruhan,” tutur Badr.
Menurut penulis, studi ini adalah studi pertama yang menunjukkan efek merugikan jangka panjang dari tidur terhadap kelangsungan hidup wanita dengan kanker payudara stadium lanjut. Meskipun mekanisme hubungan antara kualitas tidur dan kelangsungan hidup wanita penderita kanker payudara stadium lanjut tidak jelas, para peneliti berpendapat bahwa gangguan tidur dapat menyebabkan fungsi kekebalan tubuh berkurang. Selain itu juga dapat memicu gangguan respon stres hormonal yang secara langsung lebih bertanggung jawab atas penurunan kelangsungan hidup.
Para peneliti juga mencatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mereplikasi temuan ini menggunakan rancangan percobaan yang prospektif dan terkontrol untuk menentukan apakah peningkatan tidur dapat meningkatkan kelangsungan hidup.
“Saat ini sudah banyak pengobatan yang efektif digunakan untuk mengobati gangguan tidur dan beberapa dari pengobatan tersebut juga telah terbukti efektif pada penderita kanker,” kata Palesh. “Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan dan menguji intervensi yang disesuaikan terhadap pasien kanker. Intervensi tersebut kemungkinan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi dapat berpotensi meningkatkan kelangsungan hidup,” pungkas Palesh.
Referensi Jurnal :
Oxana Palesh, Arianna Aldridge-Gerry, Jamie M. Zeitzer, Cheryl Koopman, Eric Neri, Janine Giese-Davis, Booil Jo, Helena Kraemer, Bita Nouriani, David Spiegel. Actigraphy-Measured Sleep Disruption as a Predictor of Survival among Women with Advanced Breast Cancer. SLEEP, 2014; DOI: 10.5665/sleep.3642.