Bhataramedia.com – Sperma bertemu dengan sel telur lalu 9 bulan kemudian lahirlah bayi. Sangat mudah, bukan ? tetapi sayangnya ternyata tidaklah sesederhana itu.
Para peneliti membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencari tahu apakah yang sebenarnya terjadi ketika (dan jika) sperma bertemu dengan sel telur. Sebelumnya para ilmuwan telah mengetahui bahwa sperma mempunyai protein binding (yang disebut “Izumol”) pada permukaannya yang membantunya agar dikenali sel telur, tetapi mereka tidak menemukan hal yang sama pada sel telur.
Para ilmuwan di Cambridge University melaporkan bahwa protein reseptor yang dikenal sebagai Folr4 adalah pasangan (counterpart) Izumol.
Para peneliti mem-blok reseptor Folr4 pada sel telur yang belum dibuahi, menempatkannya pada cawan petri dan menambahkan sperma untuk mengamati bagaimana terjadinya fertilisasi, tetapi ternyata sperma tidak bereaksi. Ketika reseptor Folr4 diaktifkan, sperma dapat menemukan sel telur dengan mudah lalu terjadilah fertilisasi.
Para ilmuwan selanjutnya memodifikasi mencit betina dengan menghilangkan reseptor Folr4 dan mereka mengkonfirmasi teorinya bahwa “tanpa Folr4 betina menjadi steril”.
Dilansir laman ScienceAlert (23/4/2014), temuan ini adalah berita menarik bagi mereka yang mengalami masalah sulit hamil, karena dengan penemuan ini dapat membuka kemungkinan adanya treatment untuk meningkatkan kesuburan secara non-hormonal.
Protein hasil temuan para ilmuwan tersebut diberi nama “Protein Juno” untuk menghormati dewi pernikahan Romawi.