Peneliti Kembangkan Vaksin DNA Penyerang Pembuluh Darah Tumor

Ilustrasi, terapi gen. (Credit: National Institutes of Health

Bhataramedia.com – Kadang kala serangan penuh ke jantung pertahanan musuh yang kuat bukanlah cara terbaik untuk memenangkan peperangan. Suatu pendekatan yang lebih efektif dengan cara memotong pasokan makanan untuk tentara musuh dapat melemahkan kekuatan musuh.

Kelompok peneliti dari Abramson Cancer Center dan Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania sedang menggunakan strategi tersebut untuk membuat vaksin DNA yang dapat membunuh kanker dengan cara menargetkan pembuluh darah yang menyuplai nutrisi bagi sel kanker.Vaksin ini secara tidak langsung juga menciptakan respon imun terhadap sel-sel tumor itu sendiri sehingga dapat memperkuat serangan terhadap sel-sel kanker, fenomena ini disebut “penyebaran epitop”. Hasil dari penelitian tersebut diterbitkan bulan ini di Journal of Clinical Investigation.

Studi yang dilakukan sebelumnya telah menargetkan angiogenesis tumor (pembentukan pembuluh darah baru yang memberi makan sel-sel tumor). Namun, pendekatan ini juga dapat mengganggu proses normal yang terlibat di dalam penyembuhan luka dan perkembangan. Peneliti Penn menghindari efek negatif tersebut dengan merancang vaksin DNA yang secara khusus menargetkan TEM1 (tumor endothelial marker 1), suatu protein yang diekspresikan di dalam tumor dan sangat jarang diekspresikan di dalam jaringan normal.

“Kami menunjukkan bahwa dengan menargetkan TEM1, vaksin kami dapat mengurangi vaskularisasi tumor, meningkatkan hipoksia tumor dan mengurangi pertumbuhan tumor,” kata Andrea Facciabene Ph.D, seorang asisten profesor penelitian di Obstetrics and Gynecology dan anggota dari Ovarian Cancer Research Center di Fakultas Kedokteran Penn. “Hasil kami mengkonfirmasi bahwa vaksin yang kami kembangkan dapat secara langsung menargetkan pembuluh darah tumor dan secara tidak langsung juga membunuh sel tumor melalui penyebaran epitop,” tambah Facciabene, seperti dikutib laman PENN Medicine (25/4/2014).

Tim peneliti menyuntik tikus dengan vaksin DNA yang disebut TEM1-TT. Vaksin tersebut diciptakan dengan menggabungkan DNA komplementer TEM1 dengan sebuah fragmen dari tetanus toksoid (TT). Pemberian vaksin TEM1-TT kepada virus yang mengidap tiga jenis kanker (payudara, usus besar dan leher rahim) dapat menunda dan mencegah pembentukan tumor. Secara spesifik, vaksin TEM1-TT yang diberikan pada tikus mampu menekan pertumbuhan sel tumor, menurunkan pembentukan pembuluh tumor, dan meningkatkan infiltrasi sel-sel kekebalan tubuh ke dalam tumor.

Para peneliti menemukan bahwa setelah vaksin DNA membunuh sel-sel endotelial yang membentuk pembuluh darah pada tumor, vaksin tersebut juga mengakibatkan epitop menyebar. Penyebaran epitop membuat sel-sel kekebalan tikus mengumpulkan potongan-potongan sel-sel tumor yang telah mati (karena hipoksia) untuk membuat respon imun sekunder terhadap tumor itu sendiri. Selain itu , Vaksin TEM1-TT menginduksi sel T spesifik untuk melawan sel-sel tumor mengekspresikan protein-protein lain, sehingga meningkatkan keberhasilan vaksin tersebut.

Pendekatan dengan menggunakan vaksin DNA baru untuk melawan kanker menunjukkan potensi besar dibandingkan dengan studi-studi sebelumnya yang hanya fokus pada sel-sel tumor daripada pembuluh darah yang memungkinkan sel-sel tumor untuk berkembang.

“Sampai saat ini sudah ada banyak uji klinis yang menggunakan vaksin DNA untuk menargetkan sel-sel tumor itu sendiri, tetapi sayangnya hasilnya mengecewakan,” ungkap Facciabene. “Hal yang kami lakukan adalah pendekatan berbeda yang dapat meningkatkan optimisme terhadap perkembangan vaksin kanker secara umum. Selain itu, berdasarkan apa yang telah kami lihat di dalam studi kami, vaksin ini tampaknya tidak menunjukkan efek samping yang signifikan,” tambah Facciabene.

Prevalensi TEM1 di dalam berbagai jenis tumor ditambah kelangkaannya di dalam pembuluh darah normal membuatnya menjadi target yang cocok untuk mengobati kanker dan sebagai pelengkap terapi lainnya seperti radioterapi dan kemoterapi. “Pengguna vaksin TEM-TT secar bersamaan dengan radioterapi pada akhirnya kemungkinan memiliki sinergi ganda,” kata Facciabene. “Kedua perawatan baik radioterapi maupun kemoterapi dapat mempengaruhi endotelium tumor. Radioterapi dapat membantu fenomena penyebaran epitop yang disebabkan oleh vaksin TEM1-TT.” Selain pekerjaan pra-klinis yang sedang dilakukan dengan TEM1 manusia, Facciabene dan rekan-rekannya berencana untuk melangkah ke Tahap I uji klinis pada manusia.

Para peneliti di dalam penelitian ini berpendapat bahwa TEM1 juga dapat menjadi target yang sangat baik sebagai vaksin kanker profilaksis untuk individu yang memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium. Sebagai vaksin yang eksklusif, vaksin DNA TEM-TT mampu menghasilkan memori respon imun. Menurut Facciabene, hal tersebut merupakan atribut ideal bagi populasi yang berisiko tinggi terserang penyakit kanker.

Referensi Jurnal :

John G. Facciponte, Stefano Ugel, Francesco De Sanctis, Chunsheng Li, Liping Wang, Gautham Nair, Sandy Sehgal, Arjun Raj, Efthymia Matthaiou, George Coukos, Andrea Facciabene. Tumor endothelial marker 1–specific DNA vaccination targets tumor vasculature. Journal of Clinical Investigation, 2014; 124 (4): 1497 DOI: 10.1172/JCI67382.

You May Also Like