Bhataramedia.com – Pada individu yang sehat, jumlah glukosa, atau gula di dalam darah meningkat setelah makan. Ketika glukosa meningkat, jumlah insulin juga meningkat untuk membawa glukosa ke seluruh tubuh. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kenaikan ekstrim tingkat glukosa dan insulin di dalam darah dapat menyebabkan rendahnya kontrol glukosa dan meningkatkan risiko seseorang mengembangkan diabetes dari waktu ke waktu.
Saat ini, peneliti dari University of Missouri telah menemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi sarapan tinggi protein dapat mempertahankan kontrol glukosa dan insulin lebih baik daripada wanita yang mengkonsumsi sarapan rendah protein atau tanpa protein.
“Bagi wanita, konsumsi lebih banyak protein di pagi hari dapat mempengaruhi glukosa dan kadar insulin,” kata Heather Leidy, asisten profesor di bidang nutrisi dan fisiologi olahraga, seperti dikutip dari laman MU News Bureau (29/4/2014). “Jika anda memiliki pola diet yang sehat dan mengkonsumsi makanan yang membantu anda mengkontrol kadar glukosa, anda kemungkinan telah melindungi diri dari serangan diabetes di masa depan,” Leidy menjelaskan.
Leidy bekerjasama dengan Kevin Maki dari Biofortis Clinical Research untuk melakukan penelitian ini. Mereka mempelajari wanita berusia 18-55 tahun yang mengkonsumsi tiga jenis makanan yang berbeda atau hanya meminum air selama empat hari berturut-turut. Makanan yang diujikan kurang dari 300 kalori per porsi dan memiliki kandungan lemak dan serat yang sama. Namun, makanan bervariasi di dalam jumlah kandungan proteinnya. Ketiga variasi makanan terdiri dari: panekuk dengan kandungan 3 gram protein, sosis dan telur dengan kandungan 30 gram protein dan sosis dan telur yang mengandung 39 gram protein. Peneliti kemudian memantau jumlah glukosa dan insulin di dalam darah peserta 4 jam setelah mereka mengkonsumsi sarapan.
“Kedua jenis sarapan yang kaya akan protein menyebabkan penurunan signifikan jumlah glukosa dan insulin setelah makan dibandingkan dengan sarapan yang rendah protein dan tinggi karbohidrat,” kata Maki, seperti dilansir laman University of Missouri (29/4/2014). “Selain itu, sarapan tinggi protein yang mengandung 39 gram protein menyebabkan penurunan glukosa dan insulin yang lebih rendah setelah makan dibandingkan dengan sarapan tinggi protein dengan kandungan 30 gram protein,” tambah Maki.
“Penemuan ini menunjukkan bahwa bagi perempuan yang sehat, konsumsi sarapan tinggi protein menyebabkan kontrol glukosa yang lebih baik sepanjang pagi dibandingkan konsumsi sarapan rendah protein,” kata Leidy.
“Kebanyakan wanita di Amerika hanya mengkonsumsi sekitar 10-15 gram protein selama sarapan, 30-39 gram prtein tampak seperti perubahan diet yang menantang,” kata Leidy. “Namun, salah satu strategi yang dapat digunakan untuk membantu perubahan pola sarapan tinggi protein adalah dengan menyajikan jenis makanan yang sesuai, seperti yang ada di dalam penelitian ini,” ungkap Leidy.
Leidy mengatakan bahwa penelitian ini memberikan model yang baik untuk menguji pengaruh awal dari sarapan tinggi protein terhadap respon glukosa dan insulin. Berdasarkan temuan penelitian ini, para peneliti berharap bahwa konsumsi sarapan kaya protein juga akan menguntungkan bagi individu yang telah menderita diabetes. Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
Penelitian dengan judul ” Acute Effects of Higher Protein, Sausage and Egg-based Convenience Breakfast Meals on Postprandial Glucose Homeostasis in Healthy, Premenopausal Women” ini akan dipresentasikan pada pertemuan Experimental Biology 2014 minggu ini di San Diego, California. Pada penelitian ini Leidy berkolaborasi dengan Tia M. Rains, Kristen D. Sanoshy, Andrea Lawless dan Kevin C. Maki dari Biofortis Clinical Research. Penelitian ini didanai oleh Hillshire Brands.