Inti Sel Punca Memiliki Sifat Seperti Spons

Koloni sel punca embrionik manusia yang belum terdiferensiasi. (Credit: Follow the Money – The Politics of Embryonic Stem Cell Research. Russo E, PLoS Biology Vol. 3/7/2005, e234. doi: 10.1371/journal.pbio.0030234)

Bhataramedia.com – Studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Cambridge menemukan bahwa suatu properti yang unik dari inti sel punca menjadikannya sebagai kandidat yang tepat untuk digunakan di dalam spons dan rompi anti peluru.

Sifat yang disebut “auksetisitas” dapat ditemukan pada bahan-bahan yang mengembang saat meregang dan menyusut bila diberi tekanan. Sampai sekarang, bahan dengan sifat tersebut hanya dapat dibuat secara pabrikan, misalnya spons. Di sisi lain, ada beberapa bahan biologis yang memiliki properti auxeticity.

Dilansir Nature World News (21/4/2014), penelitian ini menunjukkan bahwa alam telah membuat spons kecil di dalam sel-sel punca.

“Penemuan di dalam penelitian ini merupakan sesuatu yang cukup aneh dan sangat tak terduga. Ketika sel punca berada di dalam proses transformasi menjadi jenis sel-sel tertentu, intinya bersifat auksetik sehingga memungkinkan untuk menyerap bahan-bahan penting dari sekitarnya. Properti auksetisitas tidak pernah terlihat sebelumnya di tingkat sel dan sangat tidak biasa di alam,” kata Dr. Kevin Chalut dari Wellcome Trust-Medical Research Council di Cambridge Stem Cell Institute dan penulis utama studi tersebut.

Sel punca dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel di dalam tubuh. Properti auxetic pada inti sel punca terlihat hanya ketika sel sedang bertransisi dari embrio menjadi sel jaringan.

Di dalam studi ini, para peneliti memberikan pewarna pada sitoplasma sel punca. Mereka menemukan bahwa ketika sel-sel berada di dalam tahap transisi sel-sel tersebut membentang, inti sel-sel punca kemudian menyerap pewarna yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inti sel-sel punca telah menjadi berpori.

Di masa depan, bahan biologis dapat digunakan sebagai spons, peredam kejut dan bahkan rompi anti peluru.

“Jelas ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari alam,” tambah Dr. Chalut di dalam rilis berita. “Kami telah mengetahui bahwa properti auksetisitas memiliki daya serap yang besar. Akan tetapi, meskipun telah dilakukan upaya yang besar, bahan auksetik masih jarang dan masih banyak yang harus dipelajari agar dapat diproduksi lebih baik. Untuk mengatasi hal tersebut, para ilmuwan bidang material dapat melakukan sesuatu yang telah menjadi keharusan di dalam disiplin ilmu mereka, yaitu belajar dari alam. Pembelajaran dari alam dapat membimbing penelitian menuju cara-cara baru untuk memproduksi bahan auxetic yang memiliki banyak ragam aplikasi di dalam kehidupan kita sehari-hari “.

Studi ini diterbitkan di jurnal Nature Materials dan didanai oleh Royal Society, Wellcome Trust dan Medical Research Council.

You May Also Like