Bhataramedia.com – Tubuh ideal selalu menjadi dambaan bagi setiap orang. Bagi pria atau wanita, tubuh ideal memang dinilai lebih menarik. Tidak hanya itu, berat badan yang ideal juga menjadi salah satu tanda dari kondisi kesehatan seseorang. Banyak yang melakukan diet untuk menurunkan berat badan. Namun tidak sedikit juga yang masih memiliki pemahaman yang kurang tepat akan diet. Sebenarnya diet adalah pola makan. Pola makan ini tidak selalu berhubungan dengan pengurangan konsumsi makanan secara ekstrem. Para pakar nutrisi justru lebih merekomendasikan diet sehat dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan mengurangi konsumsi makanan yang tidak menyehatkan.
Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh. Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh. Namun konsumsi karbohidrat berlebih juga dapat mempengaruhi berat badan.
Pada saat inilah banyak orang memilih pola makan rendah karbohidrat untuk mengurangi berat badannya. Diet ini memang terbukti efektif untuk menurunkan berat badan.
Seorang wanita asal New Zealand bernama Ariana Omipi telah membuktikannya sendiri. Ia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 110 pounds (50 kg) dengan waktu diet selama 7 bulan. Angka yang sangat menakjubkan memang.
Dia melakukan pola makan yang disebut diet ketogenik, yaitu mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat, cukup protein, dan tinggi lemak. Diet ketogenik yang dilakukannya adalah membatasi asupan karbohidrat dengan jumlah kurang dari 70 gram per hari.
Diet ini akan memaksa tubuh untuk menggunakan lemak sebagai sumber energi, sebab ketersediaan karbohidrat di dalam tubuh jumlahnya terbatas. Penggunaan lemak sebagai sumber energi akan mengurangi lemak yang menumpuk di tubuh sehingga berat badan menjadi berkurang.
Selain itu, terbatasnya jumlah karbohidrat tidak akan menyebabkan penimbunan lemak di dalam tubuh. Seperti kita ketahui bahwa jika jumlah karbihidrat berlebih, maka karbohidrat ini akan diubah menjadi lemak. Jika ini ini terjadi maka akan mengakibatkan penimbunan lemak di dalam tubuh sehingga membuat badan menjadi gemuk.
Dengan diet ini, Omipi berhasil menurunkan berat badannya dari 286 pounds menjadi 171 pounds dalam waktu 7 bulan.
Dilansir Examiner.com (124/2014), Omipi memilih diet ketogenik karena diet ini telah terbukti menurunkan berat badan secara cepat dan tanpa rasa lapar. Meski telah berhasil menurunkan berat badan sebanyak 110 pounds, ia masih ingin menurunkan berat badannya sebanyak 28 pounds lagi. Namun untuk mencapai targetnya, kemungkinan ia akan memilih jenis diet paleo karena menurutnya diet ini tidak terlalu ketat.
Pada diet paleo, diet lebih ditekankan pada konsumsi protein hewani berkualitas tinggi, lemak sehat, sayuran dan buah-buahan, serta menghindari konsumsi gluten, susu, gula, kacang-kacangan, pati, alkohol dan makanan olahan.
Diet paleo juga dinilai sebagai diet paling populer dan diterapkan oleh selebriti terkenal seperti Tim McGraw, Matthew McConaughey, Megan Fox, Kellan Lutz, dan supermodel Adriana Lima.
Lantas bagaimana menurut pandangan para ahli?
Dr. David Perlmutter, ahli neurologi dan juga penulis buku Grain Brain, mengatakan bahwa diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak mampu mencegah ADHD dan penyakit Alzheimer.
Penelitian juga telah membuktikan bahwa penyebab kenaikan berat badan dan beberapa penyakit peradangan sebenarnya adalah karbohidrat, bukan lemak. Karena inilah diet ketogenik dinilai aman dan semakin populer. Alasan diet ini begitu populer adalah kemampuannya untuk menurunkan berat badan dalam waktu yang relatif singkat. Menariknya lagi, diet ketogenik tidak hanya efektif untuk menurunkan berat badan akan tetapi juga bermanfaat untuk mencegah inflamasi (peradangan).
Lemak (utamanya lemak tak jenuh) seringkali dikaitkan sebagai penyebab penyakit jantung, obesitas dan penyakit degeneratif lainnya. Namun, saat ini para ahli jantung justru mengatakan bahwa lemak jenuh yang belum diproses justru baik untuk tubuh.
Selama empat dekade terakhir, komunitas medis dan diet telah lantang menyarankan orang untuk menghindari lemak, terutama lemak jenuh ditemukan dalam protein hewani. Namun, tingkat obesitas di Amerika Serikat terus meroket sehingga menimbulkan banyak kasus diabetes dan penyakit jantung.
Dr. David Perlmutter juga mengatakan bahwa karbohidratlah yang merusak otak. Otak sebenarnya berkembang pada diet rendah karbohidrat dan lemak yang tinggi. Hal ini terbukti dari efek peningkatan gula darah yang ternyata meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
Dr. Jeff Volek, seorang ahli diet dan profesor di University of Connecticut dan juga penulis Buku Art and Science of Low-Carbohydrate Living, juga setuju bahwa diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak jenuh yang belum diproses mampu menekan diabetes tipe 2, mencegah penyakit jantung dan menurunkan berat badan.
Hal yang harus kita perhatikan adalah tidak semua orang cocok dengan diet ini. Namun, jumlah orang yang tidak cocok dengan diet ketogenik ini sangatlah sedikit.