Bhataramedia.com – Mengapa tubuh seseorang memiliki respon yang berbeda terhadap obat yang sama? Untuk pertama kalinya, para peneliti telah menguraikan faktor genetik dan lingkungan memiliki keterkaitan dengan reaksi obat. Hal ini dapat membawa kita selangkah lebih dekat untuk memprediksi bagaimana obat akan mempengaruhi kita.
Para peneliti dari University of British Columbia (UBC) memberikan paparan 3.000 jenis obat terhadap 6.000 strain yeast. Strain yeast tersebut telah dimodifikasi sehingga respon yeast terhadap obat tersebut dapat diukur. Para peneliti menemukan bahwa sel-sel yeast memiliki sekitar 50 cara utama untuk bereaksi terhadap segala jenis obat.
Yeast tersebut memiliki 50 jenis respon utama terhadap obat. Respon ini umumnya dikenal sebagai tanda tangan gen, seperti sidik jari yang berguna mengidentifikasi semua gen dan relevansinya dengan terapi obat tertentu.
Jumlah yang relatif kecil dari tanda tangan gen yeast memungkinkan kita untuk membuat metode yang sama pada manusia. Genom seseorang dapat digunakan untuk memprediksi respon tubuh terhadap obat. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi terapi (pengobatan) yang paling efektif terhadap seseorang.
“Studi ini merupakan referensi awal untuk memahami peta variasi terkait respon obat,” kata Guri Giaever, seorang profesor di Fakultas Ilmu Farmasi, UBC. “Meskipun hal ini bukanlah perkara yang mudah, namun hasil studi kami telah memberikan petunjuk untuk memecahkan masalah tersebut”. tambahnya seperti dilansir University of British Columbia (10/4/2014).
Studi ini dipublikasikan di Jurnal Science pada 10 April 2014.
Temuan ini juga relevan untuk diterapkan pada pengobatan kanker.
Para peneliti telah mengidentifikasi semua gen yang penting untuk perkembangan sel kanker ketika sel tersebut mengalami stres secara kimiawi. Seperti kita ketahui bahwa pada prinsipnya kanker adalah sel yang mengalami perkembangan di luar kendali. Pada pengobatan kanker, para peneliti akan mengembangkan strategi baru untuk membuat obat yang mampu menargetkan gen tersebut.
Referensi Jurnal :
A. Y. Lee, R. P. St.Onge, M. J. Proctor, I. M. Wallace, A. H. Nile, P. A. Spagnuolo, Y. Jitkova, M. Gronda, Y. Wu, M. K. Kim, K. Cheung-Ong, N. P. Torres, E. D. Spear, M. K. L. Han, U. Schlecht, S. Suresh, G. Duby, L. E. Heisler, A. Surendra, E. Fung, M. L. Urbanus, M. Gebbia, E. Lissina, M. Miranda, J. H. Chiang, A. M. Aparicio, M. Zeghouf, R. W. Davis, J. Cherfils, M. Boutry, C. A. Kaiser, C. L. Cummins, W. S. Trimble, G. W. Brown, A. D. Schimmer, V. A. Bankaitis, C. Nislow, G. D. Bader, G. Giaever. Mapping the Cellular Response to Small Molecules Using Chemogenomic Fitness Signatures. Science, 2014; 344 (6180): 208 DOI: 10.1126/science.1250217.