Bhataramedia.com – Tim peneliti dari lima universitas di Swedia yang dipimpin oleh Karolinska Institutet dan Science for Life Laboratory, telah mengidentifikasi cara baru untuk mengobati kanker. Konsep baru tersebut dimuat di jurnal Nature dan didasarkan pada penghambatan suatu enzim spesifik yang disebut MTH1. Enzim MTH1 merupakan enzim yang dibutuhkan sel-sel kanker untuk bertahan hidup. Tanpa enzim tersebut, nukleotida yang teroksidasi akan masuk ke dalam DNA dan akan merusak untai ganda DNA di dalam sel kanker, sehingga berakibat pada kematian sel kanker.
“Untuk mempercepat pengembangan prinsip pengobatan ini dan melanjutkan uji klinis pada pasien secepat mungkin, kami bekerja dengan model inovasi terbuka. Bahkan sebelum publikasi, kami telah mengirim inhibitor MTH1 ke berbagai kelompok penelitian di seluruh dunia,” kata Thomas Helleday, pemegang Söderberg Professorship di Karolinska Institutet yang memimpin studi tersebut, seperti dilansir laman Science Daily (2/4/2014).
Pada beberapa dekade terakhir, pengembangan agen antikanker baru telah difokuskan pada penargetan cacat genetik tertentu di dalam sel-sel kanker. Hal tersebut sebenarnya sangat efektif, namun terbentur masalah berupa resistensi yang muncul dengan cepat. Di dalam studi ini, para peneliti mengamati aktivitas enzimatik umum yang digunakan oleh semua jenis sel kanker. Aktivitas enzimatik tersebut tampaknya tidak terpengaruh oleh perubahan genetik yang terjadi pada jenis kanker tertentu. Tim peneliti menunjukkan bahwa semua sel tumor kanker yang diteliti membutuhkan enzim MTH1 untuk bertahan hidup. Hal tersebut menjadikan sel-sel kanker berbeda dari sel normal, karena sel normal tidak membutuhkan MTH1.
“Konsep dari studi ini dibangun berdasarkan pengubahan metabolisme sel kanker, sehingga menyebabkan oksidasi nukleotida di dalam sel kanker,” kata Thomas Helleday. “MTH1 mampu membersihkan nukleotida yang teroksidasi, serta mencegah gangguan oksidatif tersebut masuk ke dalam dan merusak DNA sel kanker. Mekanisme MTH1 tersebut memungkinkan sel kanker untuk bereplikasi, sehingga sel kanker dapat membelah dan berkembang biak. Dengan menggunakan inhibitor MTH1, enzim tersebut akan diblokir dan nukleotida yang rusak akan masuk ke dalam DNA sel kanker, sehingga menyebabkan kerusakan dan membunuh sel-sel kanker. Sel-sel normal tidak memerlukan MTH1 karena telah memiliki metabolisme yang mencegah kerusakan akibat nukleotida yang teroksidasi. Penemuan aktivitas enzimatik yang diperlukan sel-sel kanker untuk bertahan hidup membuka cara baru untuk mengobati kanker.”
Agar metode pengobatan ini dapat diaplikasikan secara klinis, para ilmuwan telah mengambil strategi kolaborasi multidisiplin dengan peneliti dari lima universitas Swedia. Mereka telah menghasilkan inhibitor MTH1 ampuh yang secara selektif membunuh sel-sel kanker di dalam tumor yang telah diambil dari salah satu pasien kanker kulit dr Roger Olofsson Bagge.
Roger Olofsson Bagge ialah seorang dokter bedah di Sahlgrenska University Hospital, dan juga berafiliasi dengan Akademi Sahlgrenska di Universitas Gothenburg:
“Ketika kami melihat bahwa tumor dari salah satu pasien melanoma saya yang telah mengembangkan resistansi terhadap semua pengobatan yang ada saat ini merespon secara positif terhadap pengobatan baru ini, kami sangat senang. Sangat jarang untuk mendapatkan pengalaman dan menyaksikan terobosan seperti itu,” kata dia.
“Namun, banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan sebelum dilakukan uji klinis yang kemungkinan akan berlangsung selama satu atau dua tahun,” kata Thomas Helleday. Di dalam naskah penelitian lain yang juga diterbitkan oleh tim peneliti Swedia, Austria dan Inggris bahkan telah menunjukkan bahwa suatu senyawa yang membunuh sel kanker bekerja dengan cara menghambat enzim MTH1, sesuatu yang saat itu belum disadari.
“Agen antikanker yang menghambat MTH1 pada penelitian itu menunjukkan bahwa konsep penghambatan MTH1 benar-benar bekerja terhadap sel kanker. Setelah kami mengetahui mekanismenya, para peneliti di bidang pengobatan kanker dapat mengembangkan inhibitor yang selektif terhadap MTH1,” kata Thomas Helleday.
Referensi Jurnal :
- Helge Gad, Tobias Koolmeister, Ann-Sofie Jemth, Saeed Eshtad, Sylvain A. Jacques, Cecilia E. Ström, Linda M. Svensson, Niklas Schultz, Thomas Lundbäck, Berglind Osk Einarsdottir, Aljona Saleh, Camilla Göktürk, Pawel Baranczewski, Richard Svensson, Ronnie P.-A. Berntsson, Robert Gustafsson, Kia Strömberg, Kumar Sanjiv, Marie-Caroline Jacques-Cordonnier, Matthieu Desroses, Anna-Lena Gustavsson, Roger Olofsson, Fredrik Johansson, Evert J. Homan, Olga Loseva, Lars Bräutigam, Lars Johansson, Andreas Höglund, Anna Hagenkort, Therese Pham, Mikael Altun, Fabienne Z. Gaugaz, Svante Vikingsson, Bastiaan Evers, Martin Henriksson, Karl S. A. Vallin, Olov A. Wallner, Lars G. J. Hammarström, Elisee Wiita, Ingrid Almlöf, Christina Kalderén, Hanna Axelsson, Tatjana Djureinovic, Jordi Carreras Puigvert, Maria Häggblad, Fredrik Jeppsson, Ulf Martens, Cecilia Lundin, Bo Lundgren, Ingrid Granelli, Annika Jenmalm Jensen, Per Artursson, Jonas A. Nilsson, Pål Stenmark, Martin Scobie, Ulrika Warpman Berglund, Thomas Helleday. MTH1 inhibition eradicates cancer by preventing sanitation of the dNTP pool. Nature, 2014; DOI: 10.1038/nature13181.
- Kilian V. M. Huber, Eidarus Salah, Branka Radic, Manuela Gridling, Jonathan M. Elkins, Alexey Stukalov, Ann-Sofie Jemth, Camilla Göktürk, Kumar Sanjiv, Kia Strömberg, Therese Pham, Ulrika Warpman Berglund, Jacques Colinge, Keiryn L. Bennett, Joanna I. Loizou, Thomas Helleday, Stefan Knapp, Giulio Superti-Furga. Stereospecific targeting of MTH1 by (S)-crizotinib as an anticancer strategy. Nature, 2014; DOI: 10.1038/nature13194.