Bhataramedia.com – US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengirimkan tim yang terdiri atas lima orang ke Guinea untuk membantu mengatasi wabah Ebola yang mematikan.
Kementerian Kesehatan Guinea melaporkan 122 indikasi kasus virus Ebola yang telah mengakibatkan 80 kematian per 31 Maret, menurut CDC.
Seperti dilansir laman Nature World News (2/4/2014), wabah ini mengkhawatirkan karena tampaknya menyebar ke seluruh wilayah Guinea, termasuk delapan kasus yang telah dikonfirmasi di ibukota Conakry yang berpenduduk padat. Ada kemungkinan virus tersebut telah menyeberangi perbatasan ke negara-negara tetangga.
Menurut Medecins Sans Frontieres (MSF), wabah tersebut memiliki fitur strain virus Ebola yang paling agresif dan mematikan, yaitu strain Zaire.
Selain Conakry, kasus infeksi virus Ebola telah dilaporkan di Gueckedou, Macenta, Kissidougou, dan kabupaten Nzerekore. Semua wilayah tersebut mewakili daerah yang luas di negara Afrika Barat. Beberapa kabupaten tersebut berada di wilayah hutan yang berbatasan dengan Sierra Leone dan Liberia.
Laporan-laporan tambahan kasus infeksi virus Ebola di negara-negara tetangga sedang diselidiki, menurut CDC.
“Penyebaran secara geografis ini mengkhawatirkan karena akan sangat menyulitkan tugas organisasi yang bekerja untuk mengontrol epidemi tersebut,” kata anggota MSF, Mariano Lugli yang berbasis di Conakry.
“Kami sedang menghadapi epidemi pada skala penyebaran kasus yang belum pernah terlihat sebelumnya di negeri ini,” kata Lugli.
Menurut Reuters, Organisasi Kesehatan Dunia sedang berusaha menekan persebaran wabah Ebola di Guinea. Juru bicara WHO, Gregory Hartl mengatakan kepada Reuters, “Sebelumnya sudah ada wabah Ebola yang jauh lebih besar di Republik Demokratik Kongo dan Uganda.
“Wabah Ebola sudah menyebabkan perhatian dari berbagai pihak dan kita perlu sangat berhati-hati mengenai bagaimana kita mencirikan sesuatu yang sampai sekarang bersifat sporadis,” kata Hartl. Dia juga menambahkan bahwa wabah Ebola terbesar memiliki lebih dari 400 kasus yang dilaporkan. Hartl menyimpulkan bahwa 122 laporan kasus wabah Ebola di Guinea (24 laporan telah dikonfirmasi di laboratorium) relatif kecil.
Virus Ebola umumnya ditularkan melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, kotoran atau keringat. Virus Ebola juga dapat menyebar melalui hal-hal seperti; tidak tepatnya penanganan mayat yang terinfeksi virus tersebut, kontak seksual atau melalui kontak langsung dengan tempat tidur dan pakaian yang terinfeksi.
Menurut WHO, virus Ebola menyebabkan demam tinggi yang parah sehingga mengakibatkan pendarahan organ internal dan kulit. Gejala lain yang termasuk infeksi virus Ebola adalah melemahnya tubuh, nyeri otot dan sakit kepala yang ekstrim, diikuti dengan muntah diare, ruam, gangguan ginjal dan fungsi hati. Pada beberapa kasus terjadi pendarahan internal dan eksternal.
Menurut WHO, tidak ada pengobatan atau vaksin untuk virus Ebola, selain itu WHO juga mencatat bahwa beberapa strain virus Ebola dapat menyebabkan tingkat kematian hingga 90 persen.