Bhataramedia.com – Tim peneliti internasional yang di dalamnya terdapat profesor dari George Washington University (GW) telah menemukan dan menamai pterodactyloid paling awal dan paling primitif. Pterodactyloid adalah sekelompok reptil terbang terbesar yang diketahui pernah ada. Reptil terbang tersebut ternyata telah terbang di atas Bumi sekitar 163 juta tahun yang lalu, lebih lama dari waktu yang diketahui sebelumnya.
Fosil pterodactyl paling awal tersebut ditemukan di barat laut China. Suatu proyek penelitian yang dipimpin oleh paleontolog Brian Andres dari University of South Florida (USF), James Clark dari GW Columbian College of Arts and Sciences dan Xu Xing dari Chinese Academy of Sciences memberi nama spesies pterosaurus baru tersebut Kryptodrakon progenitor.
Melalui serangkaian analisis ilmiah, tim peneliti menetapkan spesies tersebut sebagai pterosaurus pertama yang memiliki karakteristik Pterodactyloidea, yang merupakan makhluk bersayap paling dominan di dunia prasejarah. Penelitian mereka akan dipublikasikan secara online pada hari Kamis di jurnal Current Biology.
“Temuan ini menunjukan pterodactyloid pterosaurus yang paling awal dan paling primitif. Pterodactyloid pterosaurus adalah reptil terbang yang hidup di dalam kelompok khusus dan merupakan organisme terbang terbesar yang pernah ada,” kata Chris Liu, direktur program di National Science Foundation’s Division of Earth Sciences, seperti dilansir laman GWU (24/4/2014). “Penelitian ini telah memundurkan keberadaan pterodactyloids selama lima juta tahun hingga batas era Jurassic Tengah-Atas, sekitar 163 juta tahun yang lalu,” tambah dia.
Kryptodrakon progenitor hidup di sekitar waktu batas Jurassic Tengah-Atas. Melalui analisa terhadap fragmen fosil, peneliti juga menentukan bahwa pterodactyloid berasal, hidup, dan berkembang di dalam lingkungan terestrial. Sebelumnya, spesimen pterodactyloid lainnya telah ditemukan hidup di lingkungan laut. Pterodactyloid berkembang menjadi makhluk raksasa dan punah bersamaan dengan dinosaurus sekitar 66 juta tahun yang lalu. Pterosaurus dianggap kerabat dekat dengan dinosaurus, tetapi tidak termasuk di dalam dinosaurus.
Fosil di dalam penemuan ini merupakan pterodactyloid kecil dengan perkiraan rentang sayap sekitar 4,5 meter.
“Penemuan fosil tersebut memberikan informasi baru mengenai evolusi pterodactyloid,” kata Dr. Andres. Daerah ditemukannya fosil tersebut kemungkinan dataran yang sering mengalami banjir pada saat pterosaurus tersebut hidup,” tambah dia.
Seiring evolusi pterosaurus, pada umumnya sayap mereka berubah menjadi lebih tipis sehingga lebih berguna di lingkungan laut dan membantu sistem navigasi. “Kryptodrakon progenitor mengisi kekosongan yang sangat penting di dalam sejarah pterosaurus. Mereka dapat berjalan dan terbang dengan cara yang benar-benar baru. kata Dr Andres.”
Fosil yang menjadi inti dari penelitian ini ditemukan pada tahun 2001 oleh Chris Sloan, seorang presiden di Science Visualization. Fosil tersebut ditemukan di dalam batu lumpur pada formasi batuan Shishugou di daerah barat laut China.
Penggalian fosil spesimen didukung oleh National Natural Science Foundation of China, National Science Foundation Division of Earth Sciences of the USA, Chinese Academy of Sciences, National Geographic Society, Jurassic Foundation, hibah dari Hilmar Sallee, dan Universitas George Washington. Studi terhadap fosil spesimen didukung oleh Chinese Academy of Sciences, National Science Foundation Division of Earth Sciences dan National Natural Science Foundation of China.
Referensi Jurnal :
Brian Andres, James Clark, Xing Xu. The Earliest Pterodactyloid and the Origin of the Group. Current Biology, 2014; DOI: 10.1016/j.cub.2014.03.030.