Bhataramedia.com – Penelitian dari Oklahoma Medical Research Foundation mengungkapkan kompleksitas baru pada sel-sel saraf di otak yang dapat digunakan untuk terapi di masa depan dengan tujuan untuk mengubah suasana hati dan memori pada manusia.
Imuwan OMRF, Kenneth Miller, Ph.D., mempelajari fungsi dari protein umum (dikenal sebagai CaM Kinase II) pada cacing gelang kecil yang memiliki nama ilmiah Caenorhabditis elegans. Penelitiannya muncul dalam edisi terbaru jurnal Genetics.
“CaM Kinase II sangat melimpah di otak, sehingga telah banyak dipelajari,” kata Miller, Seperti dilansir laman Oklahoma Medical Research Foundation (20/3/2014). “Akan tetapi, ini adalah pertama kalinya orang melihat hasil temuan seperti ini.”
Dengan menggunakan metode yang disebut dengan “forward genetics,” Miller secara acak menskrining ribuan cacing mutan untuk menemukan kelainan dalam penyimpanan neuropeptida dan secara tak terduga dia mengidentifikasi cacing mutan yang kekurangan CAM Kinase II. Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa CAM Kinase II memainkan peran penting dalam mengendalikan kapan dan di mana neuropeptida dilepaskan dari neuron.
Neuropeptida adalah molekul kecil seperti protein yang digunakan sel-sel saraf otak untuk berkomunikasi satu sama lain. Gangguan dalam komunikasi dapat mempengaruhi pembelajaran, memori, perilaku sosial dan suasana hati.
Neuropeptida dibuat dan disimpan di dalam wadah yang disebut dense-core vesicles. Dalam kondisi normal, neuropeptida hanya dilepaskan dari wadah tersebut sebagai respon terhadap sinyal yang sesuai di otak.
“Kami menandai neuropeptida dengan protein fluoresen sehingga kita dapat melihat kemana mereka pergi,” kata Miller. “Pada cacing yang kehilangan gen penghasil CAM Kinase II, neuropeptida hampir sama sekali hilang di bagian-bagian neuron, di mana kita mengharapkan keberadaannnya.”
Hal itu terjadi karena tanpa CAM Kinase II, dense-core vesicles tidak bisa mengikat neuropeptida. Sehingga neuropeptida dibebaskan sebelum diangkut ke lokasi penyimpanan mereka, katanya. Pada manusia, peristiwa semacam itu akan sangat tak terduga, bahkan mungkin dapat menyebabkan episode psikotik seperti halusinasi, kata Miller.
“Ini adalah temuan yang sangat signifikan tentang bagaimana neuron dan sel-sel endokrin lainnya membungkus neuropeptida, memindahkan neuropeptida di sekitar sel, dan melepaskan neuropeptida di mana neuropeptida akan berfungsi secara efektif,” kata Michael Sesma, Ph.D., peneliti dari Health’s National Institute of General Medical Sciences, yang mendanai sebagian penelitian ini. “Visualisasi resolusi tinggi pada neuron hidup yang berhasil dicapai oleh Dr. Miller dan rekan-rekannya merupakan sebuah teknik yang luar biasa, dan juga menunjukkan nilai yang sangat besar dari sistem model genetik pada C. elegans, dimana sistem ini nantinya dapat digunakan untuk mempelajari cara kerja internal sel hidup.”
“Dengan memahami lebih lanjut tentang bagaimana neuron bekerja, para dokter dan pengembang obat akan dapat secara tepat menangani gangguan pada pasien,” kata Miller.
“Sebelum adanya penelitian ini, kami bahkan tidak tahu bahwa neuron memiliki mekanisme khusus untuk mengontrol fungsi neuropeptida,” katanya. “Inilah sebabnya mengapa kita perlu melakukan penelitian dasar untuk memahami bagaimana neuron bekerja, sampai ke tingkat subseluler dan molekuler.”
Referensi Jurnal :
C. M. Hoover, S. L. Edwards, S.-c. Yu, M. Kittelmann, J. E. Richmond, S. Eimer, R. M. Yorks, K. G. Miller. A Novel CaM Kinase II Pathway Controls the Location of Neuropeptide Release from Caenorhabditis elegans Motor Neurons. Genetics, 2014; 196 (3): 745 DOI: 10.1534/genetics.113.158568.