Categories: Environment

Gen Mata Biru Sudah Ada Pada Manusia Zaman Batu

Mata biru. (Photo: 8thstar)

Bhataramedia.com – Penemuan fosil manusia zaman batu (stone age man) dengan gen mata biru dan kulit gelap telah membuktikan bahwa mata yang berwarna biru sepertinya telah tersebar lebih awal pada populasi di Eropa daripada kulit warna terang.

Seperti dilansir dari ScienceAlert (29/1/2014), penemuan tersebut didapatkan oleh tim peneliti diantaranya seorang associate professor, Rick Sturm dari Institute for Molecular Bioscience, The University of Queensland. Tim tersebut menganalisis genom gigi pada kerangka manusia dari Spanyol yang berumur sekitar 7000 tahun. Mereka berharap dapat memahami dampak evolusioner perubahan pola hidup manusia dari pola berburu-meramu menjadi berbasis pertanian. “Meskipun populasi tersebut telah lenyap ribuan tahun yang lalu, tetapi gen mereka dapat memberikan petunjuk tentang penglihatan dan cara hidup mereka”, demikian kata Dr. Sturm.

Dr. Sturm mengatakan bahwa gen yang terdapat pada manusia jaman Mesolitikum memberikan warna kulit dan warna rambut yang gelap, tetapi warna mata biru. Menurutnya kombinasi gen tersebut unik dan tidak ditemukan lagi pada orang-orang Eropa jaman sekarang. Kenyataan tersebut membuktikan bahwa penyebaran gen yang berkaitan dengan warna mata yang terang kemungkinan terjadi sebelum penyebaran gen pengkode warna kulit yang terang.

Related Post

Tim yang dipimpin oleh peneliti dari Institute of Evolutionary Biology, Spanyol dan peneliti dari University of Copenhagen, Denmark juga menyelidiki hubungan antara imunitas dengan pola makan (diet). Dr. Sturm menjelaskan bahwa pada masyarakat pemburu-peramu di jaman Mesolithic ditemukan gen yang tidak toleran terhadap laktosa, hal ini sesuai dengan ketidakmampuannya dalam mencerna makanan yang berasal dari hasil peternakan. Selain itu juga ditemukan gen saliva amylase yang mengindikasikan bahwa makanan yang mereka konsumsi mengandung pati (low-starch). Fakta tersebut secara langsung berbeda dengan genom pada masyarakat jaman Neolithic yang mengindikasikan adanya konsumsi laktosa kadar tinggi dalam susu dan pati dalam gandum. Adanya bukti tersebut menunjukkan bahwa perubahan pola hidup berburu-meramu menjadi pola hidup berbasis pertanian pada masyarakat Eropa pada waktu itu, menyebabkan perubahan jenis makanan yang dikonsumsi tetapi tidak menyebabkan perubahan imunitas. Hal tersebut didukung oleh adanya informasi mengenai kesamaan gen untuk imunitas terhadap penyakit pada masyarakat pemburu-peramu dan masyarakat petani.

The Institute for Molecular Bioscience (IMB) merupakan institut penelitian di University of Queensland yang mengembangkan penelitian terkait dengan usaha meningkatkan kualitas hidup melalui pendekatan dari sisi genomik medis, penemuan obat, dan bioteknologi.

Windu Merdekawati

Share
Published by
Windu Merdekawati

Recent Posts

Beberapa Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan sebelum Pasang Panel Surya

Bhataramedia.com - Bagi anda yang hendak memasang panelsurya, anda bisa membeli panel surya, rack, inverter,…

1 tahun ago

Beberapa Penyebab Tidak Bisa Bergabung Pada Grup Telegram

Bhataramedia.com - Artikel ini akan memberikan anda penjelasan tentang Beberapa Penyebab Tidak Bisa Bergabung Pada…

1 tahun ago

Mau Pasang Panel Surya? Ketahui Lebih Dahulu Mengenai PLTS

Bhataramedia.com - Sebelum memasang panel tenaga surya, alangkah baiknya untuk memperluas wawasan mengenai panel itu…

1 tahun ago

Cara Melihat Semua Unduhan Pada Telegram

Bhataramedia.com - Artikel ini akan memberikan anda panduan tentang bagaimana Cara Melihat Semua Unduhan Pada…

1 tahun ago

Promo Optimal untuk Oli Mobil Terbaik di Otoklix Plus Simprug

Bhataramedia.com - Bagi kendaraan bermotor oli mesin memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas kondisi mesin.…

1 tahun ago

Cara Mengaktifkan Fitur Ghost Mode Instagram

Bhataramedia.com - Para pengguna instagram pastinya sudah tahu bahwa status pada Direct Message dan info…

1 tahun ago