

Bhataramedia.com – Inisiatif global untuk memberantas polio melalui vaksinasi rutin telah membantu mengurangi jumlah kasus polio lebih dari 99% di dalam 30 tahun terakhir, dari sekitar 350.000 kasus pada tahun 1988 menjadi 650 kasus yang dilaporkan pada tahun 2011.
Namun, epidemi besar masih terjadi saat ini, seperti yang terjadi pada orang-orang di Republik Kongo pada tahun 2010, Tajikistan pada tahun 2010, dan Cina pada tahun 2011. Wabah epidemi pada tahun 2010 di Republik Kongo berbeda dari yang lain dan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi sebesar 47%; dari 445 kasus yang dikonfirmasi, hampir 210 orang meninggal. Para peneliti pertama kali menduga bahwa hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daerah cakupan vaksin polio.
Mutasi Baru Virus Polio
Pada kenyataannya, penyebabnya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Tim internasional termasuk peneliti dari Institut de Recherche pour le Développement (IRD) baru saja mengidentifikasi virus yang bertanggung jawab dan telah melakukan sekuensing terhadap materi genetiknya.
Seperti dilansir IRD (04/11/2014), urutan genetik menunjukkan dua mutasi (sampai sekarang tidak diketahui) dari protein yang membentuk selubung pelindung (kapsid) virus. Evolusi ini mempersulit tugas antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh pasien yang telah divaksinasi karena sistem kekebalan tubuh tidak lagi dapat mengenali strain virus.
Para peneliti kemudian menguji resistensi varian virus polio tersebut di dalam sampel darah dari 60 orang yang telah divaksinasi, termasuk relawan yang tinggal di negara tetangga, Gabon dan mahasiswa kedokteran Jerman. Antibodi mereka terbukti kurang efektif terhadap strain virus polio dari Kongo dibandingkan terhadap jenis virus polio lainnya. Para peneliti memperkirakan bahwa 15% -30% dari orang-orang tersebut tidak akan mendapat perlindungan yang efektif selama epidemi tahun 2010.
Pada saat kampanye global untuk memberantas polio memasuki tahap akhir, peneliti takut bahwa varian lain dari virus polio kemungkinan muncul di antara populasi yang diimunisasi dengan vaksin. Tidak diragukan lagi, strain tersebut saat ini beredar di alam. Strain baru tersebut cukup langka, namun dapat menyebabkan epidemi yang fatal seperti yang terjadi pada tahun 2010 di Republik Kongo.
Para peneliti menyerukan pemantauan klinis dan lingkungan yang lebih baik untuk benar-benar menghilangkan bencana polio.